Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Cerita Livi Zheng, Juliana Wijaya dan Desiana Pauli, Tiga Kartini di Amerika Serikat
Di Amerika Serikat ada tiga wanita yang terus membawa semangat RA Kartini ini. Mereka adalah Livi Zheng, M.F.A, Dr. Juliana Wijaya dan Desiana Pauli.
Editor: Dewi Agustina
Penulis: Yopi Andi
RA KARTINI dikenal sebagai pahlawan nasional yang memperjuangkan wanita. Beliau mendirikan sekolah wanita pertama di Indonesia.
Di Amerika Serikat ada tiga wanita yang terus membawa semangat RA Kartini ini.
Tiga wanita tersebut adalah Livi Zheng, M.F.A, Dr. Juliana Wijaya dan Desiana Pauli Sandjaja, M.A.
Ketiga wanita ini memiliki latar belakang yang sangat berbeda, tapi mereka memiliki kesamaan bahwa mereka semua memiliki jiwa sebagai pengajar dan passion dalam bidang pendidikan, seperti R. Kartini.
Ketiga wanita ini juga tanpa henti mempromosikan Indonesia di Amerika Serikat dan dunia internasional, uniknya kali ini ketiganya berkolaborasi untuk mengabadikan kebudayaan Bali melalui film Bali: Beats of Paradise yang rencananya akan dirilis bulan Mei 2017 ini.
Bali: Beats of Paradise adalah sebuah film bertemakan gamelan dan tarian Bali.
Film ini bukan hanya akan didistribusikan ke publik tapi juga akan menjadi bagian dalam kurikulum kelas yang diajarkan di University of California-Los Angeles (UCLA) dan University of Washington-Seattle (UW-Seattle) di tahun ajaran 2017-2018 nanti.
Sutradara film Bali: Beats of Paradise adalah Livi Zheng.
Livi Zheng sudah menjadi dosen tamu dan pembicara di lebih dari 20 universitas, di antaranya University of Southern California, New York Film Academy, Los Angeles City College, dan Communication University of China.
Seperti Ibu Kartini, semangat perjuangan Livi sangat tinggi.
Livi sebetulnya adalah seorang Sarjana Ekonomi yang memutuskan untuk mengejar mimpinya menjadi sutradara film di Hollywood, walaupun ia tahu persaingan di industri film sangatlah berat.
Disamping itu, di Hollywood sutradara wanita masih jarang.
Pada tahun 2013 dari 100 Top-Grossing Movies of the Year, hanya dua film yang disutradarai oleh sutradara wanita.
Tapi hal tersebut tidak menghalangi Livi, ia tetap mengejar mimpi itu sampai menjadi kenyataan.
![Baca WhatsApp Tribunnews](https://asset-1.tstatic.net/img/wa_channel.png)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.