Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribunners
Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.


Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Tribunners / Citizen Journalism

Sukses Restrukturisasi Korporasi Negara Maupun Swasta ala Gus Dur

Salah satu strategi kebijakan yang dijalankan Tim ekonomi Gus Dur sehingga sukses mempercepat pertumbuhan ekonomi

Editor: Rachmat Hidayat
zoom-in Sukses Restrukturisasi Korporasi Negara Maupun Swasta ala Gus Dur
ISTIMEWA
KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur. 

Oleh Rizal Ramli
TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA- Salah satu strategi kebijakan yang dijalankan Tim ekonomi Gus Dur sehingga sukses mempercepat pertumbuhan ekonomi dari negatif (-) 3% ke positif (+) 4,9%.

Sambil mengurangi utang pemerintah, dan mencapai indeks Gini Ratio terendah (0,31) sepanjang sejarah Indonesia adalah melalui program restrukturisasi korporasi milik negara maupun unit usaha swasta.

Antara lain Bulog, PT DI, PT PLN, pada UKM & Usaha Tani, PT Telkom & PT Indosat, Bank BII, serta pada Sektor Properti.

Terhadap Bulog diubah oleh tim ekonomi menjadi lembaga yang transparan, profesional, dan akuntabel.

Langkah pertama adalah melakukan mutasi besar-besaran yang mencakup 5 pejabat eselon satu (Deputi) dan 54 pejabat eselon dua (Kepala Biro dan Kepala Dolog).

Dari 26 Kepala Dolog, 24 di antaranya dipensiunkan atau dimutasi. Total sekitar 80 karyawan di bawahnya dipensiunkan secara dini. Langkah berikutnya adalah memangkas rekening Bulog dari 117 rekening menjadi hanya 9 rekening.

Sistem pembukuan di Bulog yang tidak jelas standarnya diubah menjadi General Accepted Accounting Principles, sehingga dapat diaudit dan dipertanggungjawabkan.

Berita Rekomendasi

Ketika selesai dibenahi, Bulog surplus Rp 5 triliun (yang akhirnya malah dibelikan pesawat Sukhoi pada era setelah Gus Dur).

Bulog di era Gus Dur juga meningkatkan pembelian gabah, bukan beras, dari para petani. Hal ini untuk memotong kecurangan para tengkulak yang sebelumnya selalu membeli gabah petani, mengoplosnya dengan beras impor, baru menjualnya ke Bulog.

Langkah ini efektif karena gabah lebih tahan lama disimpan di gudang-gudang Bulog ketimbang beras.

Langkah ini juga menguntungkan para petani, karena selama musim panen ketika harga gabah turun, Bulog terjun untuk menyerap dengan patokan harga dasar yang optimal.

Sedangkan ketika masa paceklik gabah stok Bulog dilepas dan digiling di desa-desa untuk mencegah kenaikan harga beras.

Pada periode ini juga Bulog dilarang impor beras, hanya swasta yang boleh impor beras dengan dikenakan sedikit tarif (tanpa sistem kuota). Akibat dari kebijakan ini, selama masa pemerintahan Gus Dur harga beras menjadi sangat rendah dan stabil.

Salah satu strategi kebijakan yang dijalankan Tim ekonomi Gus Dur sehingga sukses mempercepat pertumbuhan ekonomi dari negatif (-) 3% ke positif (+) 4,9%.

Halaman
123
Tribunners merupakan jurnalisme warga, dimana warga bisa mengirimkan hasil dari aktivitas jurnalistiknya ke Tribunnews, dengan mendaftar terlebih dahulu atau dikirim ke email redaksi@tribunnews.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
Berita Populer
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas