Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Pertama di Bali, Klungkung Ubah Sampah Jadi Energi Alternatif
Sebagai upaya mempercepat pengembangan sampah menjadi energi, Pemerintah ....
Editor: Malvyandie Haryadi
TRIBUNNERS - Melalui Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2016, pemerintah menetapkan percepatan pembangunan pembangkit listrik berbasis sampah menggunakan teknologi proses thermal incinerator atau pembakaran.
Sebagai upaya mempercepat pengembangan sampah menjadi energi, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Klungkung bekerjasama dengan Sekolah Tinggi Teknik (STT) PLN Jakarta berhasil merubah sampah menjadi energi alternatif.
Baca: Komplotan Pencuri Sepeda Motor Bermodus Bak Paranormal di Jakarta Diciduk
Program ini diberinama Tempat Olah Sampah Setempat (TOSS) dan merupakan yang pertama di Bali.
Peresmian program TOSS dihadiri langsung oleh Bupati Klungkung, I Nyoman Suwirta dan General Manager (GM) Indonesia Power, Igan Subawa Putra pada Jumat (12/01) di Desa Pikat, Klungkung, Bali.
Bupati Suwirta optimis bahwa program TOSS akan mengurangi pencemaran lingkungan dan bermanfaat karena menjadi bahan baku untuk energi alternatif.
“Program ini penting untuk dikembangkan karena dapat menyelesaikan masalah sampah di Klungkung. Polusi, bau, pemandangan tak sedap yang ditimbulkan oleh tumpukan sampah bisa dihilangkan, bahkan diolah menjadi listrik”, pungkas Suwirta.
Bupati Suwirta pun yakin bahwa program tersebut dapat menjadi sumber ekonomi kreatif yang baru.
“Program ini memiliki 2 metode, yaitu peuyeumisasi dan briketisasi. Peuyeumisasi adalah teknik mengubah sampah menjadi gas menggunakan alat bio activator, kemudian gas tersebut digunakan sebagai bahan bakar menggerakkan generator untuk memproduksi listrik. Sementara briketiasi adalah teknik mengubah sampah menjadi bahan bakar briket, kemudian briket tersebut dapat dijual kepada pihak Indonesia Power”, papar Suwirta.
Bupati Suwirta menjamin produk briket yang dihasilkan tidak akan menimbulkan aroma tidak sedap pada makanan yang dimasak.
“Jika SOP nya benar, maka saya berani jamin dalam waktu 3 hari bau sampah akan hilang, dan briket tersebut dapat digunakan sebagai bahan bakar untuk proses memasak.
Dengan demikian program TOSS ini bernilai ekonomis dan juga ramah lingkungan”, jelas Suwirta.
Bupati Suwirta berharap setiap desa dapat mengolah sampahnya menjadi briket dan listrik.
“Klungkung adalah Kabupaten pertama di Bali yang menggunakan metode ini, kedepannya saya harap seluruh desa akan mengolah sampahnya menjadi listrik dan briket yang bernilai ekonomis. Saya akan menghadirkan mesin dengan kapasitas lebih besar dan area yang diperluas."
Sementara itu GM Indonesia Power Igan Subawa Putra menyambut positif program ini. Melalui program ini Klungkung akan mampu menghasilkan listrik kerakyatan.
“Untuk mendukung rencana pemerintah meratakan kelistrikan dengan program 35 ribu Mega Watt (MW), kami optimis program ini dapat mereduksi hingga 32 ton sampah dan merubahnya menjadi listrik hingga 5 Megawatt. Jika konsisten, saya yakin bahwa permasalahan sampah di Klungkung akan bisa teratasi melalui program TOSS Gema Santi ini."
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.