Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Rizal Ramli Penguat Visi Jokowi
partai lain menggunakan strategi yang kontras dengan PDI Perjuangan. Bukankah kemenangan diperoleh dari kepiawaian kita membaca gerak alam?.
Editor: Rachmat Hidayat
Sebagai Gus Durian, Rizal Ramli juga dekat dengan banyak pesantren-pesatren di pulau Jawa, karena beliau pernah nyantri di Pondok Pesantren Gontor ketika beliau baru keluar dari penjara.
Bersama Khofifah dan Machfud MD, sebagai mantan menteri era Gus Dur, mereka bertiga hadir dalam haul Gus Dur di Tebu Ireng baru-baru ini.
Selain sebagai Gus Durian, sebagai seorang minang, Rizal Ramli cukup akrab dengan kaum Muhammadiyah sebagaimana akrabnya Rizal Ramli dengan Buya Syafii Ma’arif. Karakter seorang minang dan sumatera sangat melekat pada Rizal Ramli yang berbeda karakternya dengan Jokowi yang jawa.
Dua karakter yang berbeda ini seperti pasangan founding fathers, Soekarno-Hatta.Saya bukan psikolog, namun saya melihat pasangan yang abadi adalah pasangan yang saling melengkapi dan mengisi kekuarangan masing-masing.
Jadi, sangat dimungkinkan dengan latarbelakang hidup seorang Rizal Ramli sebagaimana di atas, dapat menjadi penguat, pengisi dan pelengkap visi Jokowi yang belakangan ini semakin kabur. Bahkan, ada yang berpendapat Jokowi-JK sudah kehilangan visinya.
Bagaimana selanjutnya dengan partai-partai politik? Saya yakin seyakin-yakinnya, partai politik yang sejalan ide dan visinya dengan Rizal Ramli adalah PDI Perjuangan yang dipimpin oleh Ibu Megawati Soekarno Putri.
PDI Perjuangan adalah organisasi politik yang beridiologikan Marhaenisme yang sejalan dengan idiologi negara Indonesia yakni Pancasila. Kita tahu bahwa pencetus dua idiologi ini adalah Bung Karno, sebagai bapak 'pencipta' Pancasila.
Izinkan saya mengusulkan kepada Ibu Megawati Soekarno Putri, jangan menggunakan strategi yang sama dalam setiap pertempuran. Saya melihat PDI Perjuangan yang dipimpin Ibu Megawati terlalu acap menggunakan strategi death by beadline yang kadangkala membuat kartu As ataupun Joker yang dimiliki menjadi mati dalam permainan.
Sementara partai lain menggunakan strategi yang kontras dengan PDI Perjuangan. Bukankah kemenangan diperoleh dari kepiawaian kita membaca gerak alam?.