Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribunners
Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.


Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Tribunners / Citizen Journalism

Maarif Institute: Usut Tuntas Motif Pelaku Penyerangan Gereja Lidwina

Lima orang terluka termasuk Romo Karl Edmund Prier yang tengah memimpin Misa.

Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Maarif Institute: Usut Tuntas Motif Pelaku Penyerangan Gereja Lidwina
TRIBUN JOGJA/Bramasto Adhy
Sejumlah anggota kepolisian melakukan olah tempat kejadian perkara penyerangan di Gereja St Lidwina, Bedog, Sleman, Minggu (11/2/2018). Seorang yang belum diketahui identitasnya menyerang umat Katolik yang sedang beribadah hingga melukai beberapa orang. TRIBUN JOGJA/Bramasto Adhy 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kehidupan keberagamaan kita kembali terusik.

Setelah sebelumnya kita mendengar kabar tentang peristiwa penganiyaan sejumlah ustadz di Bandung, Cianjur dan Bekasi, kini penganiayaan terhadap Pastor dan jemaat gereja terjadi di Sleman.

Misa pagi di Gereja Lidwina Bedog, Sleman Yogyakarta digegerkan dengan penyerangan seorang pria yang belum diketahui motifnya.

Lima orang terluka termasuk Romo Karl Edmund Prier yang tengah memimpin Misa.

"Penyerangan terhadap gereja Lidwina Bedog patut disesalkan terjadi. Apalagi itu dilakukan saat berlangsungnya ibadah misa." Terang Direktur Eksekutif MAARIF Institute Muhd. Abdullah Darraz, Sabtu (11/2/2018).

Baca: MUI: Aksi Penyerangan Gereja di Sleman Tidak Mencerminkan Nilai-nilai Agama

Lebih lanjut Darraz menyampaikan bahwa MAARIF Institute mendesak aparat untuk segera mengungkap tuntas siapa dan apa motif di balik berbagai penyerangan ini.

Berita Rekomendasi

“Kita belum tahu apa motif di balik penyerangan ini. Juga apakah ada kaitan dengan beberapa peristiwa kekerasan akhir-akhir ini seperti yang terjadi di Cicalengka dan kota Bandung." jelasnya melalui keterangan tertulis.

MAARIF Institute berharap peristiwa ini jangan sampai mengoyak kerukunan antar umat beragama di Indonesia.

"Jangan sampai kasus-kasus semacam ini menguap begitu saja, sehingga menciptakan tanda tanya dan kecurigaan di benak publik yang mungkin bisa turut mengoyak jalinan hubungan sosial-keagamaan di Indonesia”. ungkap Darraz

Selain itu MAARIF Institute juga menghimbau kepada seluruh masyarakat untuk tetap tenang dan tidak terprovokasi.

"Publik mesti menyerahkan seluruh proses hukum kepada Polisi. Sembari mengembalikan rasa saling percaya diatara warga" pungkasnya.

Tribunners merupakan jurnalisme warga, dimana warga bisa mengirimkan hasil dari aktivitas jurnalistiknya ke Tribunnews, dengan mendaftar terlebih dahulu atau dikirim ke email redaksi@tribunnews.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas