Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Jangan Takut Ujian Nasional
Bulan April dan Mei 2018 dilaksanakan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) untuk SMA/SMK sederajat dan SMP sederajat dan Ujian Nasional Berbasis Se
Ditulis oleh: Hardianto, S.Pd., M.Pd , Dosen Univ. Pasir Pengaraian dan Mahasiswa S3 MP Univ. Negeri Jakarta
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bulan April dan Mei 2018 dilaksanakan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) untuk SMA/SMK sederajat dan SMP sederajat dan Ujian Nasional Berbasis Sekolah (UNBS) untuk tingkat SD/MI.
Ujian Nasional menjadi persyaratan bagi peserta didik untuk menyelesaikan pendidikan dalam satu jenjang pendidikan. Setiap pelaksanaan Ujian Nasional biasanya selalu menghadirkan ceritanya tersendiri.
Bagi sebagian sekolah, guru maupun peserta didik, Ujian Nasional seperti sebuah momen berat yang harus dilewati.
Ujian nasional menjadi sesuatu yang ditakuti tetapi harus dihadapi. Padahal sebuah ujian hanyalah kegiatan biasa yang ditempuh untuk melihat keberhasilan program pendidikan/ pembelajaran yang telah dilaksanakan. Tanpa ujian tentu saja akan sulit mengukur keberhasilan kegiatan belajar mengajar yang telah dilaksanakan.
Tiga hal yang bisa dilakukan sekolah, guru dan peserta didik dalam menghadapi Ujian Nasional adalah:
1) Pahami bahwa Ujian Nasional bukanlah kompetisi
Salah satu pengertian Ujian Nasional adalah sistem evaluasi standar pendidikan secara nasional dan persamaan mutu tingkat pendidikan antar daerah yang dilakukan oleh pusat penilaian pendidikan, Depdiknas di Indonesia berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003. Pengertian ini jelas tidak menyatakan bahwa semua daerah memiliki kewajiban untuk bisa mewujudkan hasil ujian yang tinggi.
Hasil Ujian Nasional akan dapat memetakan pendidikan secara nasional. Pemetaan ini nantinya yang akan menghasilkan kebijakan untuk pembenahan dan perbaikan.
Pelaksanaan Ujian Nasional yang jujur tentu menghasilkan data yang akurat sehingga keputusan/kebijakan yang diambil akan tepat sasaran.
Ketika data yang diterima tidak berdasarkan kenyataan yang sebenarnya tentu saja akan menjadikan kebijakan yang keliru, sehingga permasalahan pendidikan tidak akan pernah terselesaikan.
Ketika Ujian Nasional dipandang sebagai kompetisi, maka akan ada praktik-praktik ilegal agar bisa memenangkan kompetisi tersebut.
Penghargaan bagi sekolah dengan nilai rata-rata Ujian Nasional tertinggi boleh-boleh saja dilakukan tetapi kejujuran dalam pelaksanaan harus menjadi fondasinya.
2) Persiapan menghadapi Ujian Nasional dilakukan sejak peserta didik masuk sekolah