Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribunners
Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.


Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Tribunners / Citizen Journalism

Tragedi Kemanusiaan “Di Bawah Tiang Bendera”

Minggu 13 Mei, kita rakyat Indonesia dan bangsa Indonesia yang cinta damai menjunjung tinggi toleransi kembali berduka atas tragedi kemanusiaan oleh

Editor: Toni Bramantoro
zoom-in Tragedi Kemanusiaan “Di Bawah Tiang Bendera”
foto Alex Palit

Bahkan hingga kini api latensi konflik ini belum terpadamkan, di mana setiap saat bisa kembali memicu percikan api konflik kekerasan sosial lainnya.

Lebih memprihatinkan lagi, banyak di antara konflik sosial tersebut terpicu lantaran beda pendapat, tafsir, beda keyakinan, beda paham, atau beda pilihan yang disikapi dengan cara-cara memilih jalan keluar lewat tindakan-tindakan kekerasan, teror, bahkan sampai peledakan bom.

Begitu halnya, saat ini kita pun sering dipertontonkan oleh kekerasan-kekerasan sosial yang dipicu  beda pendapat, beda tafsir, beda keyakinan, beda paham, atau beda pilihan politik.

Benarkah kita yang secara histori kultural dikenal sebagai bangsa yang ramah, rukun, toleransi, saling menghargai dan menghormati sebagaimana dari cerita yang ada, kini sudah kehilangan kemesraan sosial?

Indonesia yang secara histori kultural digambarkan sebagai bangsa yang ramah, selalu hidup rukun penuh toleransi saling menghormati dan menghargai yang disemangati oleh warisan budaya kearifan lokal sebagai perekat sosial, kini diperangi oleh radikalisasi fanatisme keyakinan ideologis, hanya lantaran terpicu beda pendapat, tafsir, beda keyakinan, beda paham, pahamnya salah, atau beda pilihan.

Sebagai pendukung gerakan moral #SelamatkanIndonesia, di sini saya bukan anti #Salam2Periode, saya bukan anti #2019GantiPresiden, tapi saya #AntiKekerasan,#AntiRadikalisme. #AntiIntoleransi, dan #AntiPolitikSARA, sangat mengutuk keras atas peristiwa peledakan bom tersebut yang telah merenggut korban 11 jiwa dan puluhan menderita luka, serta kerusakan-kerusakan diakibatkan olehnya.

Di sini saya ingin mengajak kita sebagai anak bangsa merenungkan kembali sejarah panjang bangsa ini lewat pemahanan dari sebuah lirik lagu yang begitu menyentuh fitrah kemanusiaan kita sebagai manusia dan bertuhan, berjudul  “Di Bawah Tiang Bendera”.

Berita Rekomendasi

Tinggal bagaimana kita sebagai anak bangsa menempatkan nyanyian ”Di Bawah Tiang Bendera” ciptaan Franky Sahilatua dan Iwan Fals ini di tengah kehidupan masyarakat, termasuk jelang Pilpres 2019, untuk senantiasa menjaga semangat damai, toleransi dan menjauhkan politik SARA. Semoga!

*Alex Palit, citizen jurnalis independen #SelamatkanIndonesia, pendiri Forum Apresiasi Musik Indonesia (Formasi)

Tribunners merupakan jurnalisme warga, dimana warga bisa mengirimkan hasil dari aktivitas jurnalistiknya ke Tribunnews, dengan mendaftar terlebih dahulu atau dikirim ke email redaksi@tribunnews.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

Berita Populer
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas