Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Tragedi Kemanusiaan “Di Bawah Tiang Bendera”
Minggu 13 Mei, kita rakyat Indonesia dan bangsa Indonesia yang cinta damai menjunjung tinggi toleransi kembali berduka atas tragedi kemanusiaan oleh
Editor: Toni Bramantoro
Oleh: Alex Palit
Minggu 13 Mei, kita rakyat Indonesia dan bangsa Indonesia yang cinta damai menjunjung tinggi toleransi kembali berduka atas tragedi kemanusiaan oleh peledakan bom bunuh diri terjadi pada tiga gereja di Surabaya.
Tapi di sini saya tidak ingin mereportase peristiwa peledakan bom yang terjadi pada ketiga gereja tersebut menjadikan judul atau topik ulasan artikel ini.
Di sini saya tidak ingin mengorek apa dan siapa serta motif teroris pelaku peledakan bom diri tiga gereja di Surabaya tersebut sebagaimana disinyalir dilakukan anggota jaringan Jamaah Ansarut Daulah (JAD).
Di sini saya juga tidak ingin mengomentari adakah teroris pelaku peledakan bom bunuh diri tiga gereja di Surabaya memiliki keterkaitan dengan gerakan ISIS.
Termasuk di sini saya juga tidak mengomentari adanya susulan peledakan bom di Rusunawa Wonocolo – Sidoarjo dan Mapolrestabes Surabaya apakah juga dilakukan teroris yang terkait dengan jaringan JAD atau ISIS.
Di sini saya kembali diingatkan oleh lagu ciptaan sahabat saya yaitu Franky Sahilatua (alm) dan Iwan Fals, berjudul “Di Bawah Tiang Bendera”:
Kita adalah saudara dari rahim Ibu Pertiwi
Diterpah oleh gelombang, dibesarkan zaman
Di bawah tiang bendera
Dulu kita bisa bersama dari cerita yang ada
Kita bisa saling percaya yakin dalam melangkah
Lewati badai sejarah
Pada tanah yang sama kita berdiri