Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Auf Wiedersehen Joachim Low
Kalimat singkat itu rasanya akan segera diucapkan oleh Reinhard Grindel, Presiden DBF (Deutscher Futbaal Bund atau German Football Federation)
Editor: Toni Bramantoro
Sebaliknya wajah Low begitu sumringah. Thomas Muller, Mirislav Klose, Toni Kroos, Sami Khedira, dan Andre Schurrle membantai Neymar dan kawan-kawan dengan skor sangat fantastis 7-1.
Baca: Jatah Pelapis Unjuk Gigi Saat Duel Inggris dengan Belgia
Di stadion Kazan, sungguh-sungguh Jerman tampil sangat membosankan. Bahkan ada orang yang menyebut tim Low itu seperti tim tarkam alias tarikan kampung.
Bukan hanya tak mampu membobol gawang Hyun Woo Cho yang sebenarnya tampil tidak meyakinan, sekedar memberi umpan dengan akurasi baik pun tak mampu mereka lakukan.
Sebaliknya, Korsel yang sudah pasti tersingkir itu justru mampu memanfaatkan serangan balik dan mencetak 2 gol tanpa balas.
Kegagalan ini menjadi raihan terburuk sepanjang sejarah DFB yang sudah berpartisipasi di piala dunia sejak 1934 di Italia. Saat itu Jerman malah tampil sebagai juara ke-3. Tapi memang di Prancis, Piala dunia 1938, Jerman sudah tersingkir di babak pertama seperti tahun ini.
Selebihnya, Jerman bukan hanya mampu meraih 4 gelar juara dunia (1954, 1974, 2006, dan 2014), Jerman juga mampu empat kali menjadi runner up, juga empat kali di posisi ke-3, dan satu kali di posisi ke-4. Di qurter final sebanyak 3 kali.
Baca: Tim Samurai Biru Termotivasi Spirit 2002 Saat Ladeni Polandia
Jadi, jika DBF mengucapakn selamat tinggal pada Joachim Low, tidaklah berlebihan. Masih beruntung fans sepakbola di Jerman tidak sama dengan fans di Brasil atau Amerika latin.
Ingat tahun 1994, back kaban Kolombia tewas ditembak di lampu merah setelah Kolombia tersingkir akibat gol bunuh dirinya. Atau timnas Brasil yang tak berani pulang setelah mereka gagal di piala dunia Spanyol 1982.
Akankah Joachim Low mengalami hal itu? Kita tak berharap seburuk itu, apalagi jika Low segera mundur sebelum dimundurkan.
Ya, piala dunia memang selalu melahirkan kejutan-kejutan besar. Kita nantikan kejutan lain di babak 16 besar mendatang. Bravo sepakbola.
* M. Nigara, Wartawan Sepakbola Senior Peliput dua piala dunia 1990 dan 94