Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Andung-Andung Tao Toba, Doa dan Solidaritas untuk Tragedi KM Sinar Bangun
Tidak kurang dari 700 orang masyarakat Kota Medan yang tergabung dalam Forum Harmoni Toba menghadiri acara andung-andung Tao Toba di open stage Taman
TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Tidak kurang dari 700 orang masyarakat Kota Medan yang tergabung dalam Forum Harmoni Toba menghadiri acara andung-andung Tao Toba di open stage Taman Budaya Sumatera Utara, Jalan Perintis Kemerdekaan No 33, Medan, Sabtu (30/6/2018).
Kegiatan tersebut merupakan bentuk solidaritas atas tragedi tenggelamnya KM Sinar Bangun di Danau Toba, Tigaras, Simalungun Senin sore, (18/6/2018).
Dengan mengenakan t-sirt hitam, para peserta yang umumnya anak-anak muda tersebut mengekspresikan keprihatian kejadian ini melalui aktivitas seni dan budaya. Rasa empati mendalam kepada seluruh korban tersebut ditunjukkan dengan aksi doa, teatrikal, musikalisasi puisi, bernyanyi, orasi dan penyalaan lilin.
Baca: LeBron James Resmi Pindah ke LA Lakers dengan Durasi Kontrak 4 Tahun!
Masing-masing komunitas tampil secara bergantian dengan penampilang masing-masing. Martahan Sitohang, yang sengaja datang dari Jakarta untuk kegiatan ini, menampilkan gondang dan seruling sebagai bentuk doa.
“Doa bisa dipanjatkan melalui gondang, dengan bunyian memberi refleksi bagi kita, sekaligus ungkapan belasungkawa bagi semua korban,” kata Martahan.
“Tragedi yang memilukan, yang membuat kita menangis, menjerit tapi tak berdaya. Kita menangis saat melihat orang-orang berhamburan dari kapal mencoba menyelamatkan diri. Namun, entah dimana sebagian dari mereka. Ada yang bilang mereka semua 128, tapi esoknya dikatakan 160 orang. Lalu, tak lama kemudian disebutkan 180 orang. Ada ibu-ibu, anak-anak muda yang sedang bepergian, berlibur menikmati alam, jangan kau bilang ada anak-anak atau ibu yang tidak bisa berenang, hatiku akan hancur dan air mataku tak kan habis menahan pilu,” sambung Tonggo Simangunsong dalam orasinya.
Ojak Manalu kemudian menegaskan, agar tetap mencintai dan datang ke Danau Toba yang merupakan kampung halaman kita bersama.
“Danau Toba itu tetap kampung kita bersama, jangan lagi terjadi kejadian yang sama, jangan lagi pemerintah abai terhadap keselamatan, tegakkan peraturan dan benahi semua transportasi danau,” tegasnya.
Untuk diketahui, hingga saat ini, pemerintah masih mengupayakan pegangkatan kapal KM Sinar Bangun yang tenggelam di dasar danau berikut dengan para korban.
“Agar kiranya saudara-saudara kita yang belum diangkat ke darat, secepatnya mereka dapat diangkat,” terang Ojak.
Baca: Preview Belgia vs Jepang - Hazard dan Generasi Emas Hadapi Tantangan Samurai Biru yang Berpengalaman
Karmel Simatupang salah satu dari panitia menambahkan, Forum Harmoni Toba terbentuk secara spontanitas yang diawali dari diskusi kecil terhadap respons kapal tenggelam.
Forum ini terdiri dari berbagai komunitas, diantaranya, Jendela Toba, Rumah Karya Indonesia, Sihoda, Etno Batak Instrumen, Himapsi USU, Parfi Sumut, Nature Batih, Ikatan Mahasiswa Etnomusikologi, Arunika, Sidalanen Etnik, Forum Sisingamangaraja XII, Moderamen GBKP, dan Persatuan Keluarga Batak Medan.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.