Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Simpati Publik Momentum Polri Lanjutkan Reformasi
berkesinambungan oleh Polri dalam menjaga keutuhan NKRI, serta mewujudkan keamanan
Editor: Rachmat Hidayat
Oleh Ketua DPR Bambang Soesatyo (Bamsoet)
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Pengabdian berkesinambungan oleh Polri dalam menjaga keutuhan NKRI, serta mewujudkan keamanan dan ketertiban umum, telah mendapatkan aspresiasi yang tinggi dari berbagai elemen masyarakat.
Kendati Polri sendiri masih harus melakukan sejumlah perbaikan pada lingkup internal, Cinta dan simpati masyarakat kepada Polri sudah terlihat nyata, dan patut dijadikan pijakan untuk melanjutkan reformasi internal.
Melalui penugasan kepada Densus 88 Anti-Teror, Polri konsisten memerangi sel-sel teroris di dalam negeri. Polri juga terus mengantisipasi ancaman dari para WNI simpatisan ISIS yang kembali dari Irak dan Suriah.
Ketika beberapa elemen masyarakat coba merongrong NKRI dan Pancasila, Polri merespons semua rongrongan itu dengan langkah dan tindakan yang terukur.
Pun sudah menjadi pengetahuan publik bahwa Polri gencar memerangi sindikat Narkoba. Tak hanya itu, Polri bahkan peduli pada persoalan kebutuhan pokok masyarakat dengan membentuk Satgas Pangan.
Satgas ini terbukti berhasil memperkecil ruang gerak spekulan di pasar kebutuhan pokok.
Lebih dari itu, Polri pun dengan cepat beradaptasi dengan perkembangan zaman sehingga mampu memberikan respons yang tepat pada kejahatan siber hingga penyebarluasan hoaz atau berita bohong.
Itulah beberapa progres dan gambaran kinerja yang berhasil diwujudkan Polri dibawah kepemimpinan Kapolri Jenderal Tito Karnavian.
Jederal Tito berhasil meyakinkan seluruh elemen masyarakat bahwa Polri adalah alat negara yang siap mengayomi, melindungi dan melayani masyarakat.
Sebaliknya, kepercayaan dan simpati masyarakat kepada Polri pun terus meningkat. Masyarakat selalu berharap dan mendorong Polri untuk menindak individu atau kelompok orang yang nyata-nyata bertindak menganggu keamanan dan ketertiban umum.
Masyarakat juga memberi dukungan solid ketika Prajurit Polri menindak kelompok-kelompok yang ingin merongrong Pancasila dan mengganggu keutuhan NKRI.
Sebaliknya, masyarakat pun sudah mau terang-terangan mengekspresikan simpati dan duka cita ketika prajurit Polri menjadi korban akibat serangan pelaku tindak kriminal maupun serangan dari terduga teroris.
Eksresi publik tentang kepercayaan dan simpati kepada Polri terlihat nyata ketika dalam beberapa kesempatan, masyarakat membanjiri kantor-kantor polisi dengan kiriman karangan bunga. Sedangkan di dunia maya, para warga net tak segan-segan membangun semangat dukungan kepada Polri.
Kendati kurva cinta dan simpati publik kepada Polri terus membaik, pekerjaan Jenderal Tito belum selesai.
Publik mencatat bahwa masih ada oknum prajurit Polri berperilaku menyimpang. Kualitas layanan publik yang terus membaik kadang-kadang masih saja dinodai oleh tindakan oknum yang mencari uang sogok.
Banyak aduan atau laporan masyarakat yang telah disampaikan kepada Pimpinan Polri. Untuk melanjutkan reformasi di tubuh institusi Polri, Jenderal Tito pasti tahu apa saja yang harus dilakukan.
Cinta dan simpati publik kepada Polri yang telah tumbuh hendaknya menjadi momentum bagi Polri untuk melanjutkan reformasi internal. Dirghahayu Polri.