Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Rusli Habibie Dilantik Sebagai Ketua Mabida Gerakan Pramuka Gorontalo
Ketua Kwarnas Gerakan Pramuka Adhyaksa Dault melantik Gubernur Provinsi Gorontalo Rusli Habibie menjadi Ketua Majelis Pembimbing Daerah (Mabida) Gerak
TRIBUNNEWS.COM, GORONTALO - Ketua Kwarnas Gerakan Pramuka Adhyaksa Dault melantik Gubernur Provinsi Gorontalo Rusli Habibie menjadi Ketua Majelis Pembimbing Daerah (Mabida) Gerakan Pramuka Gorontalo masa bakti 2018-2023 di Gedung Bele Li Mbui Kota Gorontalo pada Rabu, 11 Juli 2018.
Ia juga melantik Wakil Gubernur Gorontalo Idris Rahim menjadi Wakil Ketua Mabida beserta anggota Mabida Gerakan Pramuka Gorontalo.
Baca: Hammersonic Festival 2018 Hadirkan 38 Legenda Musik
Usai dilantik, ia melantik Idah Syahidah menjadi Ketua Kwarda Gerakan Pramuka Gorontalo. Ia juga melantik jajaran pengurus Kwarda dan pengurus Lembaga Pemeriksa Keuangan Kwarda Gerakan Pramuka Gorontalo masa bakti 2018-2023.
Baca: White Shoes And The Couples Company akan Beri Penampilan Berbeda di Popcon Asia 2018
“Pelantikan ini tidak hanya berupa seremoni, tapi yang penting adalah kita menyiapkan aksi, segera konsolidasi organisasi, gunakan anggaran secara efektif, efisien, transparan dan akuntabel. Selamat bekerja,” kata Wakil Gubernur Provinsi Gorontalo Idris Rahim membacakan sambutan Gubernur Gorontalo Rusli Habibie.
Menurutnya, Gerakan Pramuka adalah organisasi pendidikan nonformal yang mengharapkan anggotanya berjiwa muda, serta suka berkarya. Prinsip dasar kepramukaan dan metode kepramukaan, menurut dia, sasarannya adalah pembentukan karakter, akhlak, serta budi pekerti.
Baca: Pihak Keluarga Turuti Keinginan Rizki Ahmad Terkait Nasib Ular King Kobra
Sementara itu, Ketua Kwarda Gerakan Pramuka Gorontalo Idah Syahidah menjelaskan, amanah untuk kedua kalinya ini menjadi tanggung jawab dan akan dilaksanakan sebaik-baiknya. Menurut dia, saat ini Gerakan Pramuka menjadi organisasi pilihan utama kaum muda untuk berlatih organisasi dan membangun karakter kepemimpinan.
“Hal ini sesuai visi Pramuka Gorontalo mewujudkan pemuda yang berkarakter sebagai patriot bangsa dan pelopor perubahan dalam Gerakan Pramuka. Semoga segala yang kita harapkan selama ini mendapat ridha dari Allah SWT,” ungkap Ketua Kwarda Gerakan Pramuka Gorontalo yang menjabat untuk periode keduanya ini.
Adhyaksa Dault mengapresiasi dan menyampaikan terima kasih atas kontribusi pemerintah daerah terhadap kemajuan Gerakan Pramuka di Provinsi Gorontalo. Ia juga menyampaikan rasa bangganya kepada Pramuka Gorontalo yang aktif berpartisipasi dalam kegiatan kepramukaan di tingkat nasional.
“Adik-adik, 12 tahun lagi kita ada peledakan penduduk yang luar biasa. Penduduk kita luar biasa. Alhamdulillah, mudah-mudahan ledakan penduduk ini tidak berdampak negatif kepada kita, terutama di daerah-daerah seperti di Gorontalo ini,” ungkap Adhyaksa dalam sambutannya.
Karena itu, ia mengajak pengurus yang baru dilantik untuk membangun Gerakan Pramuka sehingga mampu menjawab tantangan bangsa yang kini tengah menghadapi berbagai persoalan. Sebab, berbagai persoalan itu dapat mengancam persatuan dan kesatuan bangsa, serta merusak karakter generasi muda Indonesia.
Bagi Menpora 2004-2009 ini, ada empat i yang mengubah wajah dunia. Pertama, industri. Orang-orang sekarang berpikir tentang industri, tetapi melupakan dampaknya terhadap lingkungan.
Kedua, investasi. Semua orang mau menginvestasikan uangnya, sampai ada yang ikut MLM, akhirnya menyesal luar biasa. Ketiga, individualis. Bagi Adhyaksa, orang-orang sekarang seperti hidup di dalam lift, tidak ada komunikasi.
“Siapa yang masuk di lift itu tidak ada komunikasi, yang ada pokoknya sampai tujuan. Selesai. Nah, sekarang sudah begitu. Kamu cepat nak, kamu kuliah jangan lama-lama, kuliahmu cepat selesai. Suruh cepat jalurnya, cepat semua, tidak usah komunikasi. Padahal, komunikasi itu paling penting, dan kuliah hanya sebagian kecil dari proses belajar,” terangnya.
Keempat, informasi. “Informasi masuk dalam relung tubuh anak kita. Sampai-sampai anak-anak kita terkena dua penyakit. Pertama, kegilaan karena kemarahan. Sedikit-sedikit mereka bakar. Ada anak minta HP tidak dapat, bakar. Kedua, kegilaan karena senang. Baru datang orang luar negeri, baru dia turun di pesawat, sudah teriak-teriak,” katanya.