Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribunners

Tribunners / Citizen Journalism

Ijtima' Ulama, Antara Berkah dan Musibah!

Tanpa syarat cawapres. Cawapres diserahkan kepada Prabowo. Apakah ini bertanda turun berkah? Nanti dulu. Bisa iya, bisa juga tidak.

Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Ijtima' Ulama, Antara Berkah dan Musibah!
Danang Triatmojo
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan berikan sambutan dalam forum Ijtima Ulama, di Hotel Menara Peninsula, Slipi, Jakarta Barat, Jumat (27/7/2018). 

Hadirnya UAS tak terduga. Ini bisa jadi efek kejut yang tak terbaca oleh lawan politik. Dan Prabowo nampaknya kesemsem. Tertarik didampingi UAS. Seorang ustaz muda, populer, makin diminati, terutama ketika banyak menerima aksi persekusi. Dan dijadikan icon perlawanan  terhadap Jokowi.

Kabarnya, UAS menolak. Pernyataan itu disampaikan UAS lewat video singkat maupun facebooknya. UAS akan fokus di dunia dakwah sampai mati! Pernyataan UAS ada kemungkinan berubah? Bisa iya, bisa tidak. Rasa-rasanya jika UAS sebagai ulama, kecil kemungkinan berubah.

Seorang TGB dan Ngabalin juga ulama, toh bisa juga berubah, _moso_ UAS gak bisa berubah? Kecuali jika UAS berinsting politisi, ada celah untuk berubah. Ikut Mazhab TGB dan Ngabalin.

Jika benar UAS menolak, tersisa Habib Salim Segaf Al-Jufri. Satu-satunya cawapres rekomendasi Ijtima' Ulama. Hasil Ijtima' Ulama yang satu ini sesuai dengan selera PKS. Satu frekuensi. Ada deal diantara mereka? Atau hanya karena faktor kebetulan? Hanya Tuhan dan mereka yang tahu. Meminjam istilah guru ngaji Allahu A'lam.

Tak ada pilihan bagi Prabowo kecuali terima Habib Salim sebagai cawapres. Satu diantara sembilan nama yang sejak lama disiapkan PKS untuk dampingi Prabowo, sekutu PKS.

Prabowo dikenal sebagai jenderal yang setiap kata dan janjinya ditepati. Soal komitmen, Prabowo punya track record baik. Saat ini, konsistensi Prabowo atas pernyataannya di pembukaan acara Ijtima' Ulama sedang diuji kembali. Terima Habib Salim dengan semua konsekuensinya.

Apa konsekuensinya? Pertama, belum tahu survei elektabilitasnya. Kedua, mungkin soal logistik yang selama ini jadi kerisauan Gerindra. Ketiga, hadapi partai koalisi lainnya yaitu PAN dan Demokrat jika tak sepakat dengan Habib Salim sebagai cawapres Prabowo. Bagi ulama, semua itu mudah diatasi. Masih ada Allah. Keren!

BERITA TERKAIT

Tidak hanya menguji integritas Prabowo, tapi juga kemampuan Prabowo melakukan komunikasi politik dengan parpol koalisi, yaitu PKS dan PAN. Disini, kepemimpinan Prabowo sedang diukur.

Adakah kemungkinan Prabowo menolak rekomendasi Ijtima' Ulama? Dalam politik, tak ada yang tak mungkin. Ini terjadi hanya ketika Prabowo tak yakin bisa menang dipasangkan dengan Habib Salim.

Jika Prabowo menolak, maka ada tugas baru lagi. Dan ini tak mudah. Apa itu? Memastikan bahwa mereka yang merekomendasikan hasil Ijtima' Ulama legowo dan bisa memahami alasan dan logika penolakan itu. Lagi-lagi, kemampuan komunikasi Prabowo sedang diuji.

Jika Prabowo menolak rekomendasi Ijtima' Ulama, dan gagal melakukan komunikasi politik dengan para ulama, ini terlalu berisiko. Baik secara moral maupun politis.

Diantara risiko itu pertama, Prabowo akan dianggap sebagai orang yang tidak konsisten dengan ucapan dan janjinya. Kedua, ulama, terutama yang dipimpin Habib Rizieq bisa tarik dukungan. Gerbong ulama dan umat 212 bisa jadi mesin penggembosan terhadap Prabowo.

Ketiga, Prabowo tidak hanya akan ditinggalkan, tapi dicap sebagai penghianat PKS. Partai yang selama ini setia mendampingi Gerindra sebagai oposisi saat Prabowo ditinggalkan oleh partai-partai lain. Disamping PKS punya mesin politik yang rapi dan efektif.

Satu-satunya pilihan bagi Prabowo jika komunikasi politik buntu dan ingin aman adalah mengambil Habib Salim Segaf sebagai cawapres dan meyakinkan Demokrat dan PAN tetap berada di gerbongnya.

Halaman
123
Tribunners merupakan jurnalisme warga, dimana warga bisa mengirimkan hasil dari aktivitas jurnalistiknya ke Tribunnews, dengan mendaftar terlebih dahulu atau dikirim ke email redaksi@tribunnews.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Populer

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas