Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Indonesia Sukseskan Hari Aksara Internasional 2018
Kemampuan literasi sangatlah penting dimiliki oleh setiap orang utamanya bagi generasi muda saat ini. Penguasaan baca, tulis, dan hitung saja tidak cu
Penulis: Masykur
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kemampuan literasi sangatlah penting dimiliki oleh setiap orang utamanya bagi generasi muda saat ini. Penguasaan baca, tulis, dan hitung saja tidak cukup untuk mengukur kemampuan literasi saat ini melainkan pengetahuan terkait teknologi, kebudayaan, keuangan, dan kekeluargaan juga menjadi tolak ukur penting dalam penguasaan literasi.
Indonesiaditemukan masih terdapat 11 provinsi yang memiliki angka buta huruf di atas angka nasional untuk usia 15-59 tahun sehingga Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) terus berupaya dan berkomitmen dalam penuntasan penduduk buta aksara.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistika (BPS) serta Pusat Data dan Statistik Pendidikan dan Kebudayaan Kemendikbud, penduduk Indonesia yang telah berhasil diberaksarakan mencapai 97,93 persen sehingga tersisa sekitar 2,07 persen atau 3.387.035 jiwa untuk usia 15-59 tahun yang belum paham aksara.
Paparan data tersebut sesuai yang disampaikan Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat (Dirjen PAUD dan Dikmas) Harris Iskandar bahwa Indonesia telah membuktikan keberhasilan dengan mencapai prestasi melebihi target Pendidikan untuk Semua (PUS) yang di deklarasikan di Dakar dimana ada 23 provinsi sudah berada di bawah angka nasional masyarakat buta aksara.
Adapun 11 provinsi yang memiliki angka buta huruf di atas angka nasional yaitu Papua (28,75 persen), NTB (7,91 persen), NTT (5,15 persen), Sulawesi Barat (4,58 persen), Kalimantan Barat (4,50 peren), Sulawesi Selatan (4,49 persen), Bali (3,57 persen), Jawa Timur (3,47 persen), Kalimantan Utara (2,90 persen), Sulawesi Tenggara (2,74 persen), dan Jawa Tengah (2,20 persen). Kesebelas provinsi akan terus diupayakan agar teretas dari buta aksara.
Harris Iskandar selaku Dirjen PAUD dan Dikmas juga memaparkan bahwa Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan telah merumuskan upaya penuntasan buta aksara dengan memprioritaskan pada tempat hal yaitu pertama, pada daerah-daerah ”merah” (kabupaten/kota yang persentase buta aksara di atas 4%); kedua, komunitas adat terpencil/khusus; dan ketiga, daerah tertinggal, terdepan dan terluar (daerah 3T).
Selain itu, beliau menuturkan beberapa upaya yang dapat membantu untuk menangani masalah buta aksara yakni dengan peningkatan kapasitas dan kompetensi tutor pendidikan keaksaraan, mendiversifikasikan layanan program, dan memangkas birokrasi layanan program melalui aplikasi daring sibopaksara.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan memperingati Hari Aksara Internasional (HAI) pada tanggal 8 September yang digagas oleh UNESCO pada tanggal 8-19 September 1965 melalui konferensi para menteri pendidikan seluruh dunia terkait Pemberantasan Buta Huruf yang berlangsung di Teheran, Iran.
Berdasarkan gagasan itu, peringatan Hari Aksara Internasional terus dihelat dipenjuru dunia setiap tahunnya pada 8 September untuk mewujudkan dan memajukan keaksaraan secara menyeluruh dan mendunia. Selain itu, mengajak seluruh masyarakat untuk ikut serta dalam penuntasan buta aksara.
“Literacy and Skills Development” menjadi tema internasional HAI yang diusung oleh UNESCO sedangkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dalam skala nasional mengusung tema nasional yaitu “Mengembangkan Keterampilan Literasi yang Berbudaya”.
Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara terpilih menjadi daerah dihelatnya Hari Aksara Internasional (HAI) 2018 tingkat Nasional. Kegiatan tersebut berlangsung dari tanggal 6-9 September 2018 dan tanggal 8 September 2018 menjadi hari puncak peringatan. Peringatan tersebut diawali dengan Festival Literasi Indonesia dan pembukaan Pameran Pendidikan dan Kebudayaan.
Dilansir dari laman resmi Kemendikbud bahwa penunjukan Kabupaten Deli Serdang sebagai daerah pemusatan HAI berdasarkan Inpres Nomor 5 tahun 2006 tentang Gerakan Nasional Percepatan Penuntasan Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 tahun dan Pemberantasan Buta Aksara (GNP-PWB/PBA).
Hal tersebut didasari karena Kabupaten Deli Serdang memiliki komitmen menuntaskan buta aksara di daerahnya. Seain itu, Kabupaten Deli Serdang memang telah banyak meraih sederetan prestasi dibidang pendidikan keaksaraan dan kesetaraan, diantaranya Penghargaan Pengentasan Buta Aksara Nasional di Kabupaten Kerawang, Penerima Anugerah Aksara Tingkat Madya tahun 2015, dan Terbaik I Komitmen Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) tahun 2018.
Selain itu, Kabupaten Deli Serdang memiliki penduduk buta aksara dengan angka yang tersisa sekitar 0,07%.
Diungkapkan oleh bapak Harris Iskandar selaku Dirjen PAUD dan Pendidikan Masyarakat pada hari Peringatan HAI 2018 yang diselenggarakan di Kabupaten Deli Serdang bahwa dengan berlangsungnya peringatan HAI dapat mengkampanyekan kepada jajaran Pemerintah Kabupaten Kota di Indonesia untuk memotivasi percepatan penurunan angka buta aksara. Selain itu, Kabupaten Deli Serdang menjadi daerah percontohan penanganan dan penurunan angka buta aksara.