Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Politik Kelas Kakap Bertekuk Lutut
Yusril ini menjadi tanda tanya dari banyak kalangan grassroot terkait rekam jejak pribadi dan partainya yang selama ini berseberangan
Editor: Rachmat Hidayat
Sehingga partai mitra koalisi punya portopolio yang jelas untuk diperjuangkan secara bersama-sama dan terhindar dari ancaman persaingan antar mitra koalisi di daerah pemilihan sementara di sisi lain mereka meng-kampanyekan capres yang sama.
Dengan adanya portopolio yang jelas, peta politik akan lebih prospektif, partai politik yang tergabung dalam koalisi akan cenderung punya masa depan yang lebih jelas.
Tanpa harus menghabiskan banyak energi (effort) untuk hal-hal yang tidak perlu dan terhindar dari ancaman predatoris yang akan menghantui jika dari awal tidak ada komitmen antara mitra koalisi.
Sifat predatoris ini adalah efek samping dari pemilu langsung dan serentak, di mana persaingan partai politik akan semakin keras berkaitan dengan nasib lolos tidaknya partai tersebut ke parlemen.
Di sisi lain persaingan keras ini juga terjadi di internal partai sesama kandidat di dapil yang sama, persaingan ini pada level tertentu membuat iklim politik semakin brutal.
Ide tentang aliansi yang ditawarkan Yusril bisa saja diperdebatkan berkaitan dengan sistem politik dan sistem pemilu kita yang cenderung hybrid (campuran), namun setidaknya ini menjadi oase di tengah kebuntuan politik yang membuat politik kita hiruk pikuk, pembelahan sosial yang semakin tajam dan jauh dari nilai-nilai politik yang lebih substantif.
Namun Yusril sepertinya terlalu buru-buru memutuskan merapat ke kubu Jokowi-Ma’ruf Amin, apakah tawaran aliansi seperti yang disampaikan ke kubu Prabowo-Sandi direspon oleh Jokowi-Ma’ruf Amin?
Jika ternyata kubu Jokowi-Maruf Amin juga tidak bisa menerima proposal yang ditawarkan, apakah Yusril hanya akan di-manfaatkan (dipakai) sebagai kuasa hukum? Sejarah-lah yang akan mencatat, apakah pilihan politik ini rasional atau justru pilihan pragmatis.