Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribunners
Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.


Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Tribunners / Citizen Journalism

Pemberdayaan Perempuan Warga Binaan Lapas Melalui Pembentukan Kader Kesehatan Reproduksi

Peningkatan Kualitas Hidup Perempuan Melalui Program Pemberdayaan Perempuan Warga Binaan di Lembaga Pemasyarakatan Tipe IIA Jakarta Timur

Editor: Hasiolan Eko P Gultom
zoom-in Pemberdayaan Perempuan Warga Binaan Lapas Melalui Pembentukan Kader Kesehatan Reproduksi
HandOut/Istimewa
Program pengembangan dan inovasi yang dilakukan terdiri dari beberapa kegiatan seperti survai kualitas hidup perempuan warga Lapas. 

Oleh Dr Imami Nur Rachmawati SKp MSc

Ketua Departemen Keperawatan Maternitas  Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia (FIKUI)

PERMASALAHAN kesehatan yang dialami oleh perempuan masih menjadi fokus perhatian di seluruh dunia, termasuk di Indonesia.

Permasalahan tersebut menjadi semakin kompleks ketika perempuan menjadi warga Lembaga Pemasyarakatan (Lapas).

Narapidana perempuan merupakan komunitas yang juga mempunyai hak atas kualitas hidup yang layak, termasuk pemenuhan kebutuhan kesehatannya seperti halnya perempuan lainnya.

Hak tersebut mencakup pelayanan kesehatan komprehensif yang meliputi pelayan primer, sekunder dan tersier.

Beberapa studi telah menyebutkan permasalahan terkait kesehatan reproduksi yang dihadapi perempuan di Lapas.

Berita Rekomendasi

Akan tetapi, berbagai kondisi seperti keterbatasan sumber daya tenaga kesehatan dan sarana serta prasarana di Lapas menjadi kendala dalam pemenuhan kebutuhan tersebut.

Upaya yang dilakukan dapat sebagai solusi agar kebutuhan tersebut dapat dipenuhi adalah dengan memberdayakan perempuan itu sendiri.

Oleh karena itu, Departemen Keperawatan Maternitas Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia (FIKUI) dalam rangka Pengabdian Masyarakat dengan difasilitasi oleh Direktorat Riset dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Indonesia melalui Program Ipteks Bagi Masyarakat melakukan kegiatan yang bertujuan memberdayakan perempuan warna binaan di Lapas melalui pembentukan kader kesehatan reproduksi.

Program pengembangan dan inovasi yang dilakukan terdiri dari beberapa kegiatan seperti survai kualitas hidup perempuan warga Lapas, Diskusi Kelompok Terfokus guna menggali permasalahan kesehatan reproduksi perempuan dan kebutuhan pemenuhan kebutuhan kesehatan, pelatihan calon kader untuk membekali peserta dengan pengetahuan tentang kesehatan reproduksi perempuan dan kemampuan mendeteksi masalah kesehatan perempuan, dan menyelenggarakan edukasi kesehatan.

Kegiatan diakhiri dengan pendampingan kader atau agen kesehatan reproduksi perempuan dalam memberikan edukasi kepada seluruh warga Lapas.

Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilakukan oleh staf dosen dan mahasiswa magister dan spesialis Departemen Keperawatan Maternitas FIKUI.

Rangkaian kegiatan dimulai sejak penyusunan rencana kegiatan bulan Maret 2018.

Kegiatan selanjutnya adalah survai di bulan Juni 2018 yang bertujuan untuk mengidentifikasi kualitas hidup perempuan di Lapas yang melibatkan kurang lebih 300 responden yang dipilih secara acak. Kualitas hidup pada aspek psikososial menunjukkan nilai terendah dibanding aspek yang lain.

Kegiatan berikutnya adalah Diskusi Kelompok terfokus yang melibatkan 20 orang perempuan sebagai partisipan.

Hasil kegiatan ini adalah ungkapan kebutuhan kesehatan para warga Lapas. Hasil ini menjadi dasar dalam mengembangkan materi untuk pelatihan yang mencakup pengetahuan tentang kanker serviks dan kanker payudara, serta deteksi dininya, masalah menstruasi, menopause dan permasalahannya, penanggulangan stress pada perempuan, dan ketrampilan menyelenggarakan edukasi dengan narasumber dan fasilitator para pakar dari FIKUI.

Pelatihan diikuti oleh 20 orang warga Lapas yang berlangsung bulan Oktober 2018. Kegiatan terakhir adalah pendampingan para kader yang telah mengikuti pelatihan untuk memberikan edukasi kepada seluruh warga Lapas dengan menggunakan lembar balik dan panduan yang dikembangkan oleh tim pengabdian masyarakat.

Rangkaian kegiatan ditutup dengan penyematan pin dan kaos sebagai Agen atau Kader Kesehatan Reproduksi Perempuan dan penyerahan materi edukasi secara simbolik pada tanggal 28November 2018. Seluruh rangkaian kegiatan ini mendapat dukungan penuh dari staf Lapas.

Kami mengharapkan adanya kegiatan pengabdian masyarakat ini dapat memberikan manfaat kepada para warga Lapas, dan staf Lapas, khususnya tenaga kesehatan.

Harapan yang lain adalah keberlanjutan kerjasama dalam meningkatkan kualitas hidup perempuan warga Lapas antara FIKUI dan Lapas.

Kerjasama dapat diperluas dengan Dinas Kesehatan DKI Jakarta terutama dalam penyelenggaraan pemeriksaan untuk mendeteksi kanker serviks dan payudara.

Hal ini sejalan dengan pendapat Noor, seorang staf Lapasyang mengapresiasi kegiatan tersebut karena membawa dampak yang sangat positif bagi warga dengan menambahnya wawasan serta kemampuan kader kesehatan reproduksi untuk mengedukasi warga lainnya di Lapas.

Sehingga nantinya tingkat kesehatan reproduksi warga dapat meningkat. Besar harapan mereka agar kegiatan seperti ini dapat berkesinambungan dengan tidak menutup kemungkinan di bidang kesehatan yang lainnya. (*)

Tribunners merupakan jurnalisme warga, dimana warga bisa mengirimkan hasil dari aktivitas jurnalistiknya ke Tribunnews, dengan mendaftar terlebih dahulu atau dikirim ke email redaksi@tribunnews.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
Berita Populer
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas