Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Kata Letjen Doni, Kita Perlu Dokter Pohon, Apa Maksudnya?
Terkesima saya mendengar diksi Letnan Jenderal TNI Doni Monardo. Katanya, “Rawatlah alam, maka alam akan menjaga kita.”
Editor: Hasanudin Aco
Jika tidak, maka bencana alam yang diakibatkan faktor kelalaian manusia, akan terus terjadi. Bagi Doni, longsor dan banjir, mutlak karena ulah manusia. Berbeda dengan letusan gunung berapi, tsunami, atau gempa bumi, yang dinilai Doni terjadi karena faktor alam.
“Faktor alam lebih bisa diprediksi dengan ilmu pengetahuan dan teknologi. Tetapi kalau akibat ulah manusia, maka memperbaikinya juga harus dengan perbuatan. Salah satunya menanam pohon, dan menghijaukan lahan-lahan tandus, hutan dan gunung gundul,” papar Doni.
Melibat betapa besar eskalasi kerusakan lingkungan, maka BNPB tidak bisa bekerja sendiri. Kalimat konkretnya, jangan biarkan BNPB berjalan di jalan sunyi.
Jangan limpahkan semua beban berat itu hanya di pundak BNPB, melainkan harus didukung oleh semua masyarakat.
“Karenanya, peristiwa banjir dan longsor di Sulsel, saya akan menantang mahasiswa di sana, agar tidak hanya bisa demo tapi mari tunjukkan bahwa mahasiswa-mahasiswa Sulsel juga peduli lingkungan, dan mau bersama-sama BNPB menanam pohon di lahan-lahan tandus, atau di gunung-gunung yang gundul akibat hutan yang dijarah manusia,” kata Doni antusias.
BNPB akan memetakan luas area tandus di 54 gunung yang ada di Sulawesi Selatan. Setelah itu, akan ditawarkan kepada kampus-kampus untuk menghijaukannya.
Selain dunia mahasiswa, BNPB juga akan mengajak institusi TNI-Polri untuk turut serta, di samping BUMN dan swasta.
“Tidak hanya menanam, tetapi harus dilanjutkan dengan mengontrol dan merawat. Hasil terbaik, akan diberi apresiasi,” tandas jenderal bintang tiga yang mantan Danjen Kopassus itu, seraya menambahkan, “jangan lupa, Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan atau KKSS juga harus ambil bagian.”
Gerakan menanam pohon, diakui memang bukan sebuah gerakan anyar di Indonesia. Meski begitu, Doni menilai, gerakan yang ada bersifat proyek dan sporadis. Hasilnya tidak maksimal. Berbeda dengan program yang dilakukan atas dasar kesadaran.
Karena itu, BNPB akan melakukan sosialisasi, bila perlu semacam penyuluhan kepada masyarakat tentang betapa pentingnya peran pohon di atas bumi yang kita huni ini.
Islam memiliki perhatian dan kepedulian yang sangat besar terhadap penanaman pohon. Karena begitu penting dan utamanya menanam pohon, Rasulullah SAW pernah bersabda dalam hadits yang diriwayatkan Imam Bukhari, seandainya tangan seseorang memegang pohon, lalu esok harinya adalah hari kiamat, seandainya pun jika pohon itu ditanam bisa dipastikan tidak akan tumbuh, maka Rasulullah SAW menganjurkannya untuk tetap menanam pohon itu. Itu tetap berpahala. Hal ini menjadi indikasi kuat betapa pentingnya menanam pohon menurut ajaran Islam.
Kepedulian Islam terhadap penanaman pohon ini salah satunya didasari peran dan fungsi pohon yang sangat vital bagi kehidupan manusia dan bagi bumi sebagai tempat tinggal manusia.
Pepohonan merupakan urat nadi bagi bumi dan sumber kehidupan bagi manusia.
Dalam pandangan Islam, menanam pohon sama dengan menghidupkan bumi dan memberi kehidupan bagi penghuninya. Hal ini dapat kita pahami dari pendapat mufassirin ketika menafsirkan surah Yassin (36) ayat 33,
“Dan suatu tanda (kekuasaan Allah yang besar) bagi mereka adalah bumi yang mati. Kami hidupkan bumi itu dan Kami keluarkan daripadanya biji-bijian, maka daripadanya mereka makan.”