Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribunners
Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.


Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Tribunners / Citizen Journalism

Jokowi dan Widji Thukul

Mungkinkah Jokowi, lahir 21 Juni 1961, terinspirasi sajak Widji Thukul, lahir 23 Agustus 1963, yang sama-sama kelahiran Solo, Jawa Tengah?

Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Jokowi dan Widji Thukul
TRIBUN JOGJA/HASAN SAKRI GHOZALI
DEKLARASI DUKUNGAN. Calon Presiden no urut 01, Joko Widodo, menaiki sepeda menuju lokasi deklarasi dukungan di jalan Suroto, KIota Yogyakarta, sabtu (23/3/2019). Dalam kesempatan tersbeut diberikan deklarasi dukungan kepada Joko Widodo dari Alumni Jogja Satukan Indonesia. TRIBUN JOGJA/HASAN SAKRI 

Oleh: Karyudi Sutajah Putra

TRIBUNNEWS.COM - “Maka hanya ada satu kata: lawan!” tulis penyair Widji Thukul dalam sajaknya, “Peringatan” (1986).

"Saya ini sebenarnya sudah diam empat setengah tahun. Difitnah-fitnah saya diam, dihujat-hujat, dihina-hina saya juga diam. Tetapi hari ini di Yogyakarta, saya sampaikan, saya akan lawan. Ingat-ingat sekali lagi, akan saya lawan," pekik Presiden Joko Widodo dengan suara bergetar dalam sambutannya di acara deklarasi “Alumni Jogja SATU-kan Indonesia” di Stadion Kridosono, Kota Yogyakarta, Sabtu (23/03/2019).

Mungkinkah Jokowi, lahir 21 Juni 1961, terinspirasi sajak Widji Thukul, lahir 23 Agustus 1963, yang sama-sama kelahiran Solo, Jawa Tengah?

Bedanya, bila Thukul dulu berhadapan dengan penguasa, Jokowi kini justru menjadi penguasa.

Lalu, siapa yang akan dilawan Jokowi?

Kalau lawan Thukul sudah jelas, yakni penguasa Orde Baru.

Berita Rekomendasi

jika rakyat pergi
ketika penguasa pidato
kita harus hati-hati
barangkali mereka putus asa

kalau rakyat sembunyi
dan berbisik-bisik
ketika membicarakan masalahnya sendiri
penguasa harus waspada dan belajar mendengar

bila rakyat tidak berani mengeluh
itu artinya sudah gawat
dan bila omongan penguasa
tidak boleh dibantah
kebenaran pasti terancam

apabila usul ditolak tanpa ditimbang
suara dibungkam kritik dilarang tanpa alasan
dituduh subversif dan mengganggu keamanan
maka hanya ada satu kata: lawan!

Demikian isi lengkap sajak “Peringatan” karya Widji Thukul itu.

Sepuluh tahun pasca-menulis sajak ini, Widji Thukul hilang dan hingga kini tak jelas di mana rimbanya.

Sipon, sang istri, hingga kini terus mencari keberadaan Widji (biji) yang tak kunjung Thukul (muncul) ini.

Baca: TKN: Jokowi akan Lanjutkan Revolusi Mental

Halaman
123
Tribunners merupakan jurnalisme warga, dimana warga bisa mengirimkan hasil dari aktivitas jurnalistiknya ke Tribunnews, dengan mendaftar terlebih dahulu atau dikirim ke email redaksi@tribunnews.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
Berita Populer
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas