Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Jokowi dan Widji Thukul
Mungkinkah Jokowi, lahir 21 Juni 1961, terinspirasi sajak Widji Thukul, lahir 23 Agustus 1963, yang sama-sama kelahiran Solo, Jawa Tengah?
Editor: Hasanudin Aco
Selama 4,5 tahun, sesungguhnya Jokowi tidak benar-benar diam menghadapi serangan fitnah, hinaan dan hoaks.
Sejumlah tersangka hate speech (ujaran kebencian) serta penyebaran fitnah dan hoaks yang berada di kubu lawan sudah dipenjarakan, misalnya Buni Yani, Jonru Ginting, Ahmad Dhani, dan penulis buku "Jokowi Undercover", Bambang Tri Mulyono.
Bahwa kini Jokowi kembali menyatakan akan melawan fitnah dan hoaks, itu hanya penegasan saja sehari menjelang kampanye terbuka Pilpres 2019 yang dimulai hari ini, Minggu (24/3/2019). Jokowi siap menghadapi perang terbuka.
Namun, agaknya Jokowi alpa bahwa di dalam inner cycle atau lingkaran dalamnya sendiri ada musuh dalam selimut yang lebih berbahaya daripada musuh terbuka.
Musuh dalam selimut Jokowi adalah para tersangka korupsi seperti Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) M Romahurmuzy dan DirekturTeknologi dan Produksi PT Krakatau Steel Wisnu Kuncoro yang terkena operasi tangkap tangan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) saat menerima suap hanya beberapa hari menjelang Pilpres 2019 digelar.
Adanya ketua umum parpol pendukung Jokowi dan direktur Badan Usaha Milik Negara (BUMN) terlibat korupsi membuktikan bahwa Jokowi tak mampu mengontrol menteri dan orang-orang dekatnya.
Hanya ada satu kata: lawan!
Karyudi Sutajah Putra: Analis Politik pada Konsultan dan Survei Indonesia (KSI), Jakarta.