Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Letjen Doni Menemukan Mata Air dengan Mata Hati
Usai mengulurkan tangan bersalaman dan pamit, mantan Danjen Kopassus itu melangkah ke sebuah arah melewati rumah sang ibu.
Editor: Hasanudin Aco
Kurang dari dua jam lulusan akmil 1985 sudah memerintahkan aparat Kodim dan Korem setempat bergotong royong memasang bronjong dan meletakkan batu batuan guna membuka akses ke titik mata air.
Keesokan harinya, kurang dari 24 jam, infrastruktur sederhana itu pun terwujud. Ditemani menteri PUPR Basuki, Kepala BNPB Doni menengok mata air temuannya.
Doni lalu mengajak Basuki untuk membasuh muka dengan air bening nan segar itu.
"Ayo pak menteri kita cuci muka di sini, " kata Doni sambil mempersilahkan Basuki.
Doni sungguh berbahagia. Tangan Tuhan menggiring langkahnya untuk berhenti menemui seorang korban dan ternyata tak jauh dari tempat itu ia menemukan mata air alami.
Air bersih layak konsumsi adalah kebutuhan mendasar bagi warga.
Menanam banyak pohon yang memiliki kemanfaatan sebagai sumber cadangan air adalah hal mutlak, tentu diikuti dengan tidak lagi sewenang wenang menebang pohon.
Mewarisi kearifan lokal masing masing daerah adalah solusi konkret menjaga dan merawat alam. Reboisasi dan Reforestasi juga merupakan Aksi Bela Negara serta aksi bela alam.
Sambil menikmati ikan bakar di sebuah restoran di tepi laut Jayapura, seseorang bertanya kepada Letjen Doni: Bagaimana caranya kok bisa ia menemukan mata air itu?
"Doa kita semua dikabulkan, saya mencarinya bukan dengan mata yang di kepala, tapi dengan mata hati, " katanya bersoloroh.
Kita jaga alam, alam jaga kita!