Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribunners
Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.


Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Tribunners / Citizen Journalism

Demokrasi (Kabinet) Kekeluargaan

Kehadiran Prabowo dalam Kabinet Jokowi semakin menegaskan bahwa sosok demokrasi yang cocok untuk Indonesia bukanlah sosok demokrasi modern

Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in Demokrasi (Kabinet) Kekeluargaan
ist
Dr Osbin Samosir, M.Si 

*) Oleh: Dr Osbin Samosir, M.Si

 
“Saudara-saudara, saja usulkan: Kalau kita mentjari demokrasi, hendaknja bukan démokrasi Barat, tetapi permusjawaratan jang memberi hidup

--Soekarno dalam Rapat BPUPKI 1 Juni 1945--

KRITIK terbesar para Bapak Pendiri Bangsa (Founding Fathers) ketika merumuskan fondasi dasar negara bangsa Indonesia yang hendak dibangun adalah menolak  seluruh format demokrasi yang dibangun oleh negara Barat dan Amerika.

Demokrasi yang khas Indonesia berbasis kekeluargaan. Semangat itu sedang bertumbuh ketika melihat Prabowo Subianto Ketua Umum Partai Gerindra dilantik oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam Kabinet  Indonesia Kerja Jilid II  Rabu 23 Oktober 2019.

Dalam dua kali periode Pemilihan Presiden secara langsung oleh rakyat yakni Tahun 2014 dan Tahun 2019, kedua figur  itu bertarung sangat ketat (face to face) bahkan meninggalkan emosi dan luka batin bagi para pihak pendukung kedua kubu.

Kehadiran Prabowo dalam Kabinet Indonesia Kerja Jilid II semakin menegaskan bahwa sosok demokrasi yang cocok untuk Indonesia bukanlah sosok demokrasi modern.

Baca: 5 Mantan Menteri Jokowi yang Pamit Mundur, Susi Pudjiastuti Beri Pesan Khusus ke Edhy Prabowo

Demokrasi di Eropa Barat dan Amerika sebagai asal muasal demokrasi menempatkan partai dan calon presiden dari kubu yang kalah di luar pemerintahan  sebagai oposan.

BERITA REKOMENDASI

Pihak oposisi akan selalu mengkritisi kebijakan pemerintah yang berkuasa (the ruling party).

Bukan hanya sekedar mengkritik kebijakan pemerintah,  kalangan oposisi bahkan akan memberi solusi alternatif atas kebijakan-kebijakan yang diambil oleh pemerintah yang dianggap tidak memihak kepentingan masyarakat luas.

Hasil kerja kedua kubu dinilai oleh masyarakat pemilih  di Pemilihan Umum berikutnya.

Jika rakyat merasa kecewa dengan pemerintah, maka pemilih akan menghukumnya dengan memenangkan partai oposisi, dan sebaliknya.

Format  ini berjalan di Amerika dengan dua partai dominan: Partai Demorkat  versus Partai Republik, di Inggris dengan Partai Buruh dan Partai Konservatif.

Baca: Tim ilmuwan Inggris dan AS sedang mencari berbagai tanda kelahiran kanker


Ciri khas demokrasi di Eropah dan Amerika, bahwa hanya ada dua partai yang dominan, partai-partai lain mengambil poisisi di salah satu partai dimaksud.

Ciri lain liberlisme demokrasi awal adalah lahirnya ego individualisme, sehingga kepunahan si lemah dan si miskin adalah pupuk bagi liberalisme.

Halaman
12
Tribunners merupakan jurnalisme warga, dimana warga bisa mengirimkan hasil dari aktivitas jurnalistiknya ke Tribunnews, dengan mendaftar terlebih dahulu atau dikirim ke email redaksi@tribunnews.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas