Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Membaca Manuver Surya Paloh
Ledekan Sohibul itu dijawab Surya bahwa Nasdem tetap berada di dalan koalisi tetapi akan bersikap kritis.
Editor: Hasanudin Aco
Selama kadernya berada di kabinet, sikap kritis PAN di parlemen tidak menyurut. Bahkan PAN kerap menggebuki kebijakan pemerintah bersama partai oposisi lainnya, yakni PKS dan Partai Gerindra.
Langkah PAN main dua kaki ini dimaksudkan untuk mengisi pundi-pundi partai guna kepentingan dana Pemilu 2019 di satu sisi. Di sisi lain untuk mengais suara di ceruk massa yang tidak mendukung Jokowi, juga untuk Pemilu 2019.
Kali ini Jokowi tampaknya ingin mematahkan permainan dua kaki PAN, dengan belum diundangnya kader partai berlambang matahari terbit ini mengikuti semacam beauty contest atau fit and proper test calon menteri hingga Rabu (23/10/2019) dini hari.
Bukan kali ini saja Surya Paloh bermanuver. Sebelumnya, raja media ini juga bertemu dengan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan menyatakan dukungannya bagi Anies untuk 2024.
Setelah timbul polemik, lagi-lagi Jhonny G Plate hadir sebagai pemadam kebakaran dengan menyatakan dukungan itu bukan untuk Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024, melainkan untuk Anies mengerahkan segenap kemampuannya dalam memimpin Ibu Kota.
Manuver Surya kali ini tampaknya dipicu oleh lepasnya kursi Jaksa Agung dari genggaman Nasdem.
Maklum, melalui tangan Jaksa Agung, Nasdem bisa menggebuk lawan-lawan politiknya. Dengan manuver itu, Surya ingin menaikkan bargaining position (posisi tawar) Nasdem terhadap Jokowi.
Lebih jauh, Surya tampaknya ingin mengimbangi masuknya Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto ke kabinet.
Mungkin ia mencium aroma tak sedap bahwa Prabowo sedang "main mata" dengan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri untuk Pilpres 2024.
Bisa jadi Megawati akan menduetkan Puan Maharani, kini Ketua DPR RI, dengan Prabowo sebagai pasangan capres-cawapres Pilpres 2024.
Surya mungkin sudah mengendus gelagat Megawati dan PDIP bakal meninggalkan dirinya dan Nasdem sejak ia menyatakan dukungannya kepada Anies. Sinyal itu bertambah kuat saat Surya diabaikan Megawati saat berpapasan dalam acara pelantikan Jokowi-Ma'ruf.
Tak mau kecolongan start, Surya pun segera nenggalang komunikasi dengan PKS yang memang paling keukeuh menjadi oposisi, dan di sisi lain merupakan parpol pendukung setia Anies.
Akankah Nasdem berkoalisi dengan PKS untuk mengusung Anies pada Pilpres 2024? Mungkin ada yang menilai terlalu dini karena "Belanda masih jauh". Tapi, di dunia politik tak ada yang tak mungkin. Semua serba mungkin. Politik adalah seni menjajaki kemungkinan-kemungkinan.
Jangan lupa, Surya Paloh adalah sedikit dari politikus Tanah Air yang memiliki insting politik cukup tajam.