Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Peran Masyarakat serta Eksistensi Digital Forensik dalam Memerangi Hoaks
Saat ini, perkembangan teknologi informasi begitu pesat. Namun di sisi lain, perkembangan teknologi juga dapat memberikan dampak yang negatif.
Editor: Maria Novena Cahyaning Tyas
Hemat saya, seorang yang dapat dikatakan sebagai Ahli adalah dia yang mempunyai keduanya yakni pengetahuan dan keterampilan.
Sekalipun seseorang mempunyai pengetahuan tapi tidak mempunyai keterampilan atau pengalaman ataupun sebaliknya, dia tidak dapat dikatakan sebagai ahli.
Ilmu forensik sebagai ilmu pendukung, namun justru ilmu forensik menentukan keakuratan bukti dalam proses pembuktian tindak pidana.
Dengan demikian keterangan dari ahli forensik sebagai alat bukti dan memiliki kekuatan hukum yang sah.
Namun, adapun masalah yang dihadapi oleh ahli digital forensik yaitu begitu cepatnya perkembangan teknologi digital.
Berkembangnya kemajuan teknologi ini merupakan tantangan bagi ahli digital forensik dan penegak hukum.
Sehingga, upaya dalam peningkatan pemahaman serta kemampuan harus terus ditingkatkan.
Dalam rangka memerangi kasus hoax sangat dibutuhkan kerja sama seperti pihak pemerintah, pihak sekolah (para guru), dan pihak keluarga.
Pertama, pemerintah.
Pemerintah diharapkan mampu mengadakan buku-buku yang berkualitas yang bisa dibaca oleh semua orang; bukan saja pengadaan buku-buku pelajaran, tetapi juga buku-buku ilmiah yang membahas masalah sosial, politik, ekonomi, agama, dan sebagainya.
Kedua yaitu pihak sekolah, secara khusus para guru.
Para guru diharapkan kreatif dalam mengajar.
Kreativitas dalam mengajar tersebut misalkan seorang guru tidak hanya mempraktikkan gaya mengajar yang monolog atau satu arah, tetapi juga harus merealisasikan gaya mengajar dialog atau dua arah, meminta para siswa membuat makalah lalu didiskusikan secara bersama-sama di dalam kelas, dan memberikan kesempatan kepada para siswa untuk menyajikan materi tertentu lalu guru memberikan masukan dan kritikan terhadap materi yang disajikan tersebut.
Ketiga, pihak keluarga.