Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribunners
Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.


Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Tribunners / Citizen Journalism

Belajar dari Kekalahan di Final Lawan Vietnam

Berbagai pelanggaran oleh pemain Vietnam yang harusnya diberikan kartu merah malah tidak diberikan kartu kuning sekalipun.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Belajar dari Kekalahan di Final Lawan Vietnam
Harry Prasetya/superball.id
Kapten Timnas Indonesia U-23, Andy Setyo Dibayang-bayangi Pemain Belakang Vietnam dalam laga final SEA Games 2019 (Harry Prasetya/superball.id) 

Padahal statistik sudah membuktikan, biasanya Vietnan lebih banyak membobol gawang lawan antara menit 60 sampai menit 80.

Indonesia tidak mengantisipasi itu.

Tak pelak lagi hasilnya pada pertandingan pertama Indonesia keok 2-1, setelah lebih dulu unggul 1-0.

Pada pertemuan kedua di final kesalahannya lebih fatal.

Ketika pemain Indonesia menguasai bola, para pemain tidak diinstruksikan untuk dekat dengan pemain yang menguasai bola dan pemain lain mencari posisi agar dapat dioper.

Tetapi jika ada pemain Indonesia yang menguasai bola, para pemain Indoensia lainnya hanya berjalan atau bahkan berdiam diri, sehingga sulit bagi pemain yang menguasai bola untuk mengoper kepada siapa.

Demikian juga “kutak-katik” operan bola di lini belakang tidak dirancang untuk membuka ruang kesebelasan lawan.

Berita Rekomendasi

Operan-operan yang pada pertandingan lawan non Vietnam berhasil, pada pertandingan lawan Vietnam sudah diantisipasi benar oleh Vietnam.

Begitu pemain Indonesia menguasai bola, mereka langsung dipresing beberapa orang, atau operannya “dipotong” sehingga sama sekali tidak mampu menembus pertahanan Vietnam.

Ada satu dua peluang emas, sebenarnya, tapi penyelesaian akhir pemain kita malan itu buruk.

Vietnam dapat dengan mujarab memakai obat yang dipakaikan dengan tidak terlalu sulit lantaran cara pemain Indonesia mengoper bola sudah mudah ditebak.

Bola mau dialirkan kemana oleh pemain Indonesia sangat terbaca. Pemain Indonesia pun akhirnya seperti kehilangan akal.

Cenderung di Belakang Peman Lawan

Pemain belakang Indonesia juga tidak mengawal dengan mendahului pemain lawan, tetapi cenderung berada di belakang pemain depan Vietnam, terutama di area pinalti.

Akibatnya, pemain Vietnam leluasa mengobrak-abrik pertahanan Indonesia.

Pemain lawan leluasa menerima umpan dari temannya dan punya ruang besar menjebloskan si kulit bundar ke gawang Indonesia.

Halaman
1234
Tribunners merupakan jurnalisme warga, dimana warga bisa mengirimkan hasil dari aktivitas jurnalistiknya ke Tribunnews, dengan mendaftar terlebih dahulu atau dikirim ke email redaksi@tribunnews.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
Berita Populer
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas