Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribunners
Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.


Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Tribunners / Citizen Journalism

Indonesia Vs Tiongkok, Siapa Menang?

“Bangsa Indonesia cinta damai, tapi lebih cinta kemerdekaan,” kata founding fathers (bapak pendiri bangsa) kita.

Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Indonesia Vs Tiongkok, Siapa Menang?
HANDOUT
Pangkogabwilhan I Laksamana Madya (Laksdya) TNI Yudo Margono memimpin apel gelar pasukan intensitas operasi rutin TNI dalam pengamanan laut Natuna di Paslabuh, Selat Lampa, Ranai, Natuna, Jumat (3/1/2020). 

Sedangkan Tiongkok memiliki alokasi anggaran militer sangat besar. Pada 2018, anggaran belanja militer Tiongkok mencapai 250 miliar dollar AS atau setara dengan Rp3.485 triliun (kurs Rp 13.940). Anggaran pertahanan Tiongkok hanya kalah oleh AS yang mencapai 648 miliar dollar AS.

Anggaran militer Tiongkok 21 kali lipat lebih besar dibanding Indonesia (setara US$ 9,14 miliar).

Ya, anggaran militer Tiongkok signifikan, yakni US$ 198 miliar untuk 2020, dengan asumsi pertumbuhan yang sama pada 2018-2019 sebesar 1,49% dari US$ 175 miliar menjadi US$ 177,61 miliar.

Bila dulu penjajahan suatu bangsa terhadap bangsa lain didasarkan atas motif "gold" (emas), "glory" (kebanggaan), dan "gospel" (menyebarkan agama), konflik militer di masa depan bukan untuk memperebutkan wilayah, melainkan sumber daya alam (gold). Konflik yang terjadi di Laut Natuna Utara pun sesungguhnya bukan soal wilayah atau illegal fishing semata, melainkan soal kandungan gas alam yang ada di dalamnya.

Data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), seperti dilansir sebuah media, Indonesia memiliki cadangan gas bumi mencapai 144,06 triliun kaki kubik (TCF), terdiri dari cadangan terbukti (P1) sebesar 101,22 TSCF dan cadangan potensial (P2) 42,84 TSCF.

Cadangan gas terbesar di Indonesia berada di Natuna, tepatnya berada di Blok East Natuna 49,87 TCF. Selanjutnya disusul Blok Masela di Maluku 16,73 TCF, dan Blok Indonesia Deepwater Development (IDD) di Selat Makassar 2,66 TCF. Besarnya kandungan gas alam di Natuna ini membuatnya disebut sebagai cadangan gas terbesar di Asia Pasifik.

Pendek kata, Natuna di Asia akan menjadi wilayah konflik baru di dunia setelah Masjidil Aqsa di Timur Tengah yang diperebutkan antara Palestina dan Israel. Bedanya, bila Natuna diperebutkan karena sumber daya alamnya, Masjidil Aqsa diperebutkan karena faktor sejarah dalam kitab suci agama.

BERITA REKOMENDASI

Karyudi Sutajah Putra: Analis Politik pada Konsultan dan Survei Indonesia (KSI), Jakarta.

Tribunners merupakan jurnalisme warga, dimana warga bisa mengirimkan hasil dari aktivitas jurnalistiknya ke Tribunnews, dengan mendaftar terlebih dahulu atau dikirim ke email redaksi@tribunnews.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
berita POPULER
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas