Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribunners
Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.


Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Tribunners / Citizen Journalism

Jejak Sukarno di Masjid Biru, St. Petersburg

Ketika Indonesia berhasil menyelenggarakan Konperensi Asia Afrika di Bandung pada April 1955, dunia mulai melirik Indonesia sebagai satu

Editor: Rachmat Hidayat
zoom-in Jejak Sukarno di Masjid Biru, St. Petersburg
ISTIMEWA
M. Wahid Supriyadi (kanan), Duta Besar LBBP RI untuk Federasi Rusia dan Republik Belarus. 

Oleh: M. Wahid Supriyadi
Duta Besar LBBP RI untuk Federasi Rusia dan Republik Belarus

TRBUNNEWS.COM, JAKARTA-Ada yang membanggakan dari pribadi presiden pertama kita. Ketika berkunjung ke luar negeri, Presiden Sukarno selalu menempatkan diri sebagai pemimpin sebuah negara dengan penduduk Muslim terbesar di dunia, ditambah pecinya yang khas seolah-olah menyatu dengan kepalanya.

Ketika Indonesia berhasil menyelenggarakan Konperensi Asia Afrika di Bandung pada April 1955, dunia mulai melirik Indonesia sebagai satu kekuatan baru. Beruntung dari awal Indonesia memposisikan diri sebagai negara non-blok dengan politik bebas aktifnya.

Baca: Brewfest 2020 Hadirkan Festival Coffee and Tea Pertama di Indonesia

Amerika Serikat dan Uni Soviet sebagai dua kekuatan besar saat itu berusaha menarik perhatian negara-negara di dunia untuk menjadi satelitnya, tak terkecuali Indonesia. Hal itu sangat dipahami dengan baik oleh Presiden Sukarno.

Tahun 1956 Ketua Dewan Menteri Uni Soviet, Nikita Khrushchev, mengundag Presiden Sukarno untuk berkunjung ke negeri beruang merah itu. Untuk mengindari kesan Indonesia berada pada pengaruh blok Uni Soviet, Presiden Sukarno mensyaratkan kepada pemimpin Uni Soviet itu untuk menemukan makam Imam Buchari sebagai syarat kunjungannya.

Tidak jelas dari mana Presiden Sukarno mendapat ide itu. Tentu saja Khrushchev kebingugan dan sempat menanyakan lagi ke Sukarno. Sukarno pun tetap pada pendiriannya.

Baca: Sempat Heboh Dikira Emas Batangan, Benda Bergambar Presiden Soekarno Ini Ternyata Kuningan.

Singkat cerita, Khrushchev dengan jaringan intelijennya akhirnya berhasil menemukan lokasi tempat Imam Buchari dikuburkan, di sebuah semak belukar di Samarkand, saat ini masuk wilayah Uzbekistan.

Berita Rekomendasi

Sukarno berhasil mengunjungi Imam Makam Buchari, salah seorang cendekiawan Muslim terkenal, pada kunjungan pertamanya ke Uni Soviet tahun 1956 dengan naik kereta dari Moskow selama beberapa hari.

Pada kunjungannya ke St. Petersburg (saat itu Leningrad), ketika menulusuri sungai Neva Sukarno tiba-tiba melihat dua menara dengan simbol bulan sabit dan kubah. Sukarno tahu itu pasti sebuah masjid. Sukarno pun minta untuk mampir ke masjid dan akan melakukan sallat di sana.

Betapa terkejutnya Sukarno ketika menyaksikan bahwa masjid itu telah berfungsi sebagai gudang dan sangat tidak terurus. Akhirnya dia memutuskan untuk sholat di luar di halaman masjid.

Baca: Mengintip Vila Mewah Nurhadi Bagian Kedua: Warga Mengira Nurhadi Anggota DPR

Usai kunjungannya ke St. Petersburg, Sukarno kembali ke Moskow dan bertemu dengan Khrushchev. Ditanya tentang kesan-kesannya selama di St. Peterburg Sukarno menjawab bahwa dia tidak “impressed” dan melihat masjid yang tidak terurus. Akhirnya dia minta kepada pemimpin Soviet itu untuk menyerahkan kembali masjid itu ke umat Islam di kota terbesar kedua tersebut.

Cerita itu saya dapatkan dari Mufti Masjid Biru, Ravil Pancheev, yang juga menjabat sebagai Ketua Dewan Muslim untuk wilayah St. Peterburg dan Barat Laut Rusia. Di tengah kunjungan resmi ke St. Petersbug, saya sempat bertemu dengan Mufti di kantornya (20/2/20) lalu.

Dia mendapatkan cerita dari ayahnya. Mufti Pancheev bahkan menunjukkan beberapa gambar saat Presiden Sukarno berkunjung ke St. Petersburg dan bertemu dengan beberapa tokoh Muslim di Masjid Biru. Saya bertemu untuk mengklarifikasi kebenaran cerita tersebut.

Baca: ‎Alasan Kemanusiaan, Pemerintah Rusia Hanya Pulangkan Anak-anak Eks ISIS

Memang menurutnya, pemimpin India Jawaharal Nehru juga pernah datang juga ke St. Petersburg dan melihat Masjid Biru di waktu yang berdekatan. Tapi saya ragu apakah dia meminta Khrushchev untuk mengembalikan masjid itu ke umat Muslm mengingat Nehru tidak beragama Islam.

Baca: Kerajaan King of The King di Tangerang Klaim Kuasai Harta Soekarno Rp 60 Ribu T, Begini Faktanya

Halaman
12
Tribunners merupakan jurnalisme warga, dimana warga bisa mengirimkan hasil dari aktivitas jurnalistiknya ke Tribunnews, dengan mendaftar terlebih dahulu atau dikirim ke email redaksi@tribunnews.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

Berita Populer
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas