Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Pageblug Corona Vs Korupsi
Korupsi di Indonesia telah menjadi pageblug yang tak kalah ganas dan mengerikan.
Editor: Hasanudin Aco
Oleh: Sumaryoto Padmodiningrat
TRIBUNNEWS.COM - Novel Coronavirus atau Covid-19, virus yang menyebabkan infeksi saluran pernapasan dan pencernaan, kini telah menyerang Indonesia dan menjadi "pageblug".
Isunya pun hiruk-pikuk dan heboh, seolah-olah Corona telah melumpuhkan Indonesia.
Isu-isu lain kemudian tenggelam oleh isu Corona, termasuk isu korupsi.
Padahal, korupsi di Indonesia telah menjadi "pageblug" yang tak kalah ganas dan mengerikan daripada "pageblug" Corona.
Bedanya, Corona menyerang fisik, korupsi menyerang mental atau psikis.
Bahkan korupsi berdampak lebih buruk dan jangka panjang, karena korupsi menyebabkan kemiskinan bagi rakyat kebanyakan, antara lain berimplikasi pada maraknya kasus gizi buruk dan stunting.
Kemiskinan juga berimplikasi luas, seperti terhambatnya pelayanan pendidikan dan kesehatan.
Pelayanan pendidikan yang terhambat menyebabkan kebodohan.
Pelayanan kesehatan yang terhambat menyebabkan munculnya berbagai macam penyakit, antara lain Corona yang dipicu oleh menurunnya daya tahan, kekebalan atau imunitas tubuh. Jadi ada hubungan tak langsung antara korupsi dan Corona.
Bedanya, pageblug Corona membuat para pejabat panik, sedangkan pageblug korupsi membuat para pejabat tetap adem-ayem saja.
Dalam kasus Corona, banyak pejabat lantang bersuara, termasuk memasang target kapan Corona bisa diberantas.
Namun dalam kasus korupsi, para pejabat diam seribu bahasa, bahkan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pun tak berani memasang target kapan korupsi bisa dienyahkan dari Bumi Pertiwi.
Tampaknya korupsi di Indonesia tak bisa diberantas, sehingga sesungguhnya lebih berbahaya dari Corona.