Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribunners
Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.


Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Tribunners / Citizen Journalism

Advokat, Anak Tiri di Tengah Pandemi

Apa memang advokat tidak termasuk sebagai penegak hukum, sehingga tidak dikecualikan dalam kepemilikan SIKM?

Editor: Hasanudin Aco

Bahkan keempatnya merupakan satu kesatuan yang disebut sebagai "catur wangsa". Jadi, advokat adalah salah satu dari empat pilar penegak hukum, yakni polisi, jaksa, hakim dan advokat.

Pasal 5 ayat (1) Undang-Undang (UU) No 18 Tahun 2003 tentang Advokat menyatakan, "Advokat berstatus sebagai penegak hukum, bebas dan mandiri yang dijamin oleh hukum dan peraturan perundang-undangan."

Ketentuan dalam Pasal 5 ayat (1) UU Advokat tersebut juga memberikan status kepada advokat sebagai penegak hukum yang mempunyai suatu kedudukan setara dengan penegak hukum lainnya dalam menegakkan hukum dan keadilan.

Dalam kekuasaan yudikatif, advokat juga menjadi salah satu profesi yang perannya sangat penting, selain peran dari instansi kepolisian, kejaksaan dan kehakiman.

Jadi, bila advokat tidak dimasukkan ke dalam kelompok penegak hukum, berarti itu diskriminatif.

Surat Pemprov DKI Jakarta yang tidak memasukkan advokat sebagai yang dikecualikan dalam kepemilikan SIKM, dengan demikian berarti melanggar UU No 18 Tahun 2003 tentang Advokat, sehingga harus dicabut atau direvisi.

Dalam kondisi apa pun, advokat harus dapat menjalankan tugasnya sebagai penegak hukum dengan tanpa hambatan, termasuk di tengah masa pandemi Covid-19 ini, sehingga harus diperlakukan sama dengan penegak hukum lainnya.

Berita Rekomendasi

Maka untuk keluar masuk wilayah DKI Jakarta dalam rangka menjalankan tugas untuk beracara pun mestinya advokat tidak harus mengantongi SIKM.

Proses penegakan hukum dalam masa pandemi Covid-19 ini merupakan kegiatan dan aktivitas yang harus tetap dilakukan oleh advokat dalam rangka kepentingan dan hak asasi manusia (HAM) saksi/tersangka/terdakwa/terpidana demi tercapainya keadilan dan kepastian hukum.

Tugas advokat adalah memberi pendampingan hukum, membela dan memastikan bahwa seorang klien mendapatkan hak-haknya dalam menjalankan proses hukum.

Bila advokat tidak bisa menjalankan tugasnya karena terhambat SIKM, maka proses penegakan hukum di seluruh Indonesia bisa terganggu, bahkan timpang karena tidak adanya kehadiran advokat dalam proses penegakan hukum, serta tidak dapat mewujudkan tegaknya hukum, kebenaran dan keadilan sesuai amanat undang-undang dan konstitusi.

Pasal 24 Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 menempatkan kekuasaan kehakiman sebagai bagian yang terpenting dalam prinsip negara hukum guna mewujudkan suatu peradilan yang jujur, adil, dan memiliki kepastian hukum bagi semua pencari keadilan.

Demi terselenggaranya prinsip negara hukum tersebut, salah satunya diperlukan profesi advokat.

Pasal 24 ayat (1) UUD 1945 menyatakan, "Kekuasaan kehakiman merupakan kekuasaan yang merdeka untuk menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan."

Halaman
123
Tribunners merupakan jurnalisme warga, dimana warga bisa mengirimkan hasil dari aktivitas jurnalistiknya ke Tribunnews, dengan mendaftar terlebih dahulu atau dikirim ke email redaksi@tribunnews.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas