Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
2024: Ganjar Vs Anies
Di PDIP saat ini tak ada tokoh lapis kedua setelah Megawati yang "marketable" atau laik jual sebagai capres, termasuk Puan Maharani dan Prananda Prabo
Editor: Hasanudin Aco
Selain Gerindra, Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Amanat Nasional (PAN), dan mungkin Partai Demokrat, Anies akan beroleh tambahan dukungan dari Golkar dan Nasdem.
Golkar, sebagaimana galibnya, akan ikut ke mana angin politik berembus, karena orientasi partai berlambang beringin ini memang kekuasaan, bukan ideologi.
Pragmatisme, bukan idealisme.
Nasdem? Saat ini saja Ketua Umum Surya Paloh sudah main mata dengan Anies, apalagi nanti ketika elektabilitas Anies menanjak.
"De javu"! Pola pertarungan Pilpres 2014 dan 2019 pun akan terulang pada Pilpres 2024.
Pemilih akan terbelah ke dalam dua kubu. Para pendukung Jokowi akan memilih Ganjar, sedangkan para pendukung Prabowo akan memilih Anies.
Ini bagi pendukung yang sudah paten atau "maton", yang dikenal sebagai, maaf, "cebong" dan "kampret".
Bagaimana dengan "floating mass" atau massa mengambang? Mereka akan lebih memilih Anies ketimbang Ganjar. Mengapa?
Pertama, mereka sedang mencari pemimpin yang merupakan antitesis dari Jokowi. Ini sebenarnya siklus 10 tahunan.
Pemilih akan memilih sosok pemimpin yang gayanya santun dan kalem seperti Susilo Bambang Yudhoyono. Soal sosok yang santun itu bisa bekerja atau tidak, itu urusan belakangan. Lihat saja Anies Baswedan.
Gaya kepemimpinan yang spontan dan ceplas-ceplos laiknya Jokowi sementara akan ditinggalkan. Entah 10 tahun lagi dari 2024.
Sadar akan hal ini, Anies pun akan tetap mempertahankan gaya kepemimpinannya yang "WTS" (waton sulaya) atau asal berbeda dengan Jokowi.
Kedua, meski kepercayaan publik terhadap pemerintahan Jokowi masih relatif stabil di kisaran 60%, namun tak sedikit rakyat yang kecewa terhadap kebijakan-kebijakan Jokowi yang dinilai lebih berpihak kepada pengusaha, plus asing, daripada kepada "wong cilik" dan rakyatnya sendiri. PDIP pun sekarang sudah terkena imbasnya: elektabilitas melorot!
Ketiga, pengusaha-pengusaha yang ada di gerbong JK akan lebih mendukung Anies secara finansial ketimbang ke Ganjar. Apalagi pengusaha hitam.