Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Iran vs AS: Mengapa Sekarang Waktu Terbaik Bagi Iran Untuk Bernegosiasi Dengan Amerika Serikat?
Presiden Donald Trump pada hari Sabtu, 20 Juni 2020, pada pidatonya saat kampanye di kota Tulsa, merujuk pada masalah negosiasi dengan Iran.
Editor: Toni Bramantoro
OLEH: Mohammad Sheikhi
Presiden Donald Trump pada hari Sabtu, 20 Juni 2020, pada pidatonya saat kampanye di kota Tulsa, merujuk pada masalah negosiasi dengan Iran.
Mengacu pada perjanjian Iran-AS selama masa Presiden Obama, dia berkata: “Sekarang mereka (Iran) tidak melakukannya dengan baik… Iran sangat ingin membuat kesepakatan, tetapi mereka sedang menunggu. mereka diberitahu oleh John Kerry dan semua yang lain, tunggu, karena jika Trump gagal, anda akan memiliki Amerika. Tidak masalah. Saya memberi tahu mereka, tetapi ketika saya menang, Anda akan membayar harga yang jauh lebih tinggi daripada jika Anda membuat kesepakatan sekarang.”
Menyusul penarikan Amerika Serikat dari perjanjian nuklir dengan Iran pada 8 Mei 2018, dan meskipun kembalinya sanksi AS, Iran telah mampu mempertahankan ekonominya. Tetapi sepertinya sulit untuk melanjutkan. Menurut Ishaq Jahangiri, wakil presiden pertama Iran, "Situasi negara dalam hal mata pencaharian, anggaran pemerintah, dan kondisi mata uang sangat kiritis. Sebelum sanksi, pendapatan negara $ 100 miliar per tahun, tetapi total pendapatan minyak negara sekitar $ 8 miliar tahun lalu”, katanya. Misalnya, nilai setiap dolar AS dalam transaksi 22 Juni mencapai 200.000 rial. Selain itu, virus corona telah memperdalam krisis.
Di sisi lain, setelah kegagalan pembicaraan nuklir AS-Korea Utara, serta krisis domestik AS dalam beberapa bulan terakhir, seperti virus corona, Presiden Trump mencari kemenangan kebijakan luar negeri. Selain itu, bertentangan dengan harapan para pemimpin Republik Islam akan kemenangan Joe Biden, peluang Trump untuk memenangkan pemilihan November 2020 lebih dari 50 persen, menurut jajak pendapat.
Oleh karena itu, peluang saat ini harus dianggap sebagai waktu terbaik untuk pembicaraan bilateral antara Iran dan Amerika Serikat. Meskipun para pemimpin Iran telah berulang kali mengesampingkan pembicaraan dengan Amerika Serikat sebelum pencabutan sanksi, keadaan ekonomi Iran saat ini dan realitas ekonomi politik internasional telah menempatkan Iran pada posisi yang berbeda.
Keadaan yang bahkan mencegah bantuan dan kerja sama teman-teman dan sekutu Iran. Meskipun mayoritas besar dalam Majelis Permusyawaratan Islam merupakan hambatan bagi pemerintahan moderat Presiden Rouhani, kunci untuk menyelesaikan masalah ini terletak di tangan Pemimpin Tertinggi Iran.
* Mohammad Sheikhi, Mahasiswa Program Doktor Jurusan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta