Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Pakan Ternak Organik Fermentasi
Telur merupakan salah satu komoditas yang banyak diminati konsumen dan merupakan produk protein hewani yang murah dan terjangkau lapisan masyarakat.
Editor: Toni Bramantoro
Oleh: Rossyda Priyadarshini
Telur merupakan salah satu komoditas yang banyak diminati konsumen dan merupakan produk protein hewani yang murah dan terjangkau lapisan masyarakat.
Peningkatan produksi peternakan harus didukung dengan pengadaan pakan ternak yang berkualitas tinggi, tersedia dalam jumlah yang cukup, memiliki kontinuitas dan harga yang relatif murah serta tidak bersaing dengan kebutuhan manusia.
Penyediaan pakan merupakan kunci keberhasilan pada industri peternakan, khususnya ayam petelur. Pengeluaran untuk komponen pakan mencapai 70% dari total biaya produksi.
Oleh karena itu pengetahuan dan ketrampilan serta inovasi untuk membuat pakan ternak berkualitas sekaligus murah menjadi suatu hal yang penting.
Komponen utama dalam pakan ternak adalah tepung ikan sebagai sumber selulosa dan bungkil kedelai sebagai sumber protein.
Kedua komponen tersebut hingga saat ini masih impor, sehingga harga menjadi sangat fluktuatif dan merupakan faktor pembatas bagi kesejahteraan peternak, karena profit menjadi sulit dikendalikan.
Pemanfaatan bahan baku lokal yang melimpah ketersediaan dan kontinuitasnya serta memiliki kemampuan untuk menggantikan tepung ikan dan bungkil kedelai adalah salah satu terobosan penting bagi peternak.
Pemanfaatan bahan baku pakan alternatif yang berkualitas dan terjaga kontinuitasnya diharapkan dapat menggantikan penggunaan tepung ikan dan bungkil kedelai yang harganya cukup mahal.
Bahan baku pakan lokal umumnya masih memiliki karakteristik yang buruk, seperti tingginya kandungan serat kasar, rendahnya kandungan protein kasar bahan baku, keseimbangan asam amino yang rendah dan adanya zat anti nutrisi.
Oleh karena itu diperlukan penanganan bahan baku pakan lokal sebelum digunakan sebagai bahan pakan, baik dari aspek pengolahan maupun peningkatan mutu melalui penambahan pakan imbuhan alami yang berfungsi sebagai antibiotik .
Pengolahan bahan pakan dilakukan baik secara fisik, kimia, biologi, maupun kombinasinya (fermentasi). Secara fisik, bahan baku diubah ukurannya menjadi lebih halus dengan tujuan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas penyerapan.
Implementasi teknik fermentasi diharapkan dapat meningkatkan nilai nutrisi pakan dari bahan lokal sekaligus mengurangi ketergantungan terhadap tepung ikan dan bungkil kedelai.
Bahan baku lokal yang dapat dimanfaatkan sebagai pakan alternatif antara lain berasal dari limbah pertanian seperti limbah singkong, dedak padi, limbah jagung.