Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribunners
Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.


Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Tribunners / Citizen Journalism

Doni Monardo Test Food Olahan Serba Sagu

Doni tidak hanya ingin sekadar mencicip dengan piring kecil, tetapi langsung mengambil porsi normal dengan piring besar.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Doni Monardo Test Food Olahan Serba Sagu
Istimewa
Kepala BNPB/Ketua Satgas Covid-19 Doni Monardo berkesempatan menjadi “food tester” olahan serba sagu. 

Karena itu pula Doni Monardo sangat getol menaikkan pamor pangan lokal tadi, tidak saja ke pentas nasional, tetapi juga orientasi ekspor.

Halim adalah salah satu pengusaha yang berani mempertaruhkan semua risikonya di sektor sagu, dan jenis tanaman (emas hijau) lain.

Kepala BNPB/Ketua Satgas Covid-19 Doni Monardo berkesempatan menjadi food tester olahan serba sagu. Foto olahan yang terbuat dari sagu.
Kepala BNPB/Ketua Satgas Covid-19 Doni Monardo berkesempatan menjadi food tester olahan serba sagu. Foto olahan yang terbuat dari sagu. (Istimewa)

Doni bahkan ingin agar pangan lokal harus menjadi sebuah gerakan, yang diikuti sosialisasi dan mendidik masyarakat melestarikan pangan lokal dengan kearifan lokal.

Upaya itu akan mampu memenuhi kebutuhan pangan masyarakat, di sisi lain akan mengurangi keterantungan impor beras. Siapa yang tidak setuju dengan pengurangan impor beras yang nyata-nyata melahirkan mafia/kartel/tengkulak pangan?

Penanaman sagu, secara langsung juga melestarikan alam dan menjaga kelangsungan bumi dengan diversifikasi alami.

Manfaat lain, karakter pohon sagu, menjamin ketersediaan air tanah untuk jangka panjang, hingga akhirnya tercipta siklus alam yang sehat bagi generasi akan datang.

Stok Terjamin

Berita Rekomendasi

Menurut Halim, semua produksi sagu olahan dipusatkan di pabriknya yang ada di Tigaraksa, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten.

Sedangkan bahan pokoknya didatangkan dari Papua. Halim bahkan sudah berkoordinasi dengan Bulog dan Perhutani. Bulog untuk urusan stok, sedangkan Perhutani terkait pemanfaatan lahan bagi pengembangan tanaman sagu.

Pemprov Papua di Distrik Tambat, Kabupaten Merauke bahkan sudah lebih setahun terakhir mengarahkan kebijakan pangannya ke sagu. Saat ini, Distrik Tambat sudah bisa menghasilkan sagu olahan hingga 3 ton per minggu.

Program klaster kampung sagu di Tambat dirintis Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Papua serta Dinas Ketahanan Pangan Papua sejak awal 2019.

Dalam program ini petani diberi bantuan pembuatan rumah produksi beserta mesin pengolah sagu yang diciptakan I Made Budi. Dosen Universitas Cendrawasih itu sekaligus menjadi mentor cara menggunakan mesin pengolah sagu.

Papua adalah “surga sagu”. Luas areal sagu di sana mencapai 6,2 juta hektare, dan itu merupakan yang terbesar di dunia.

Sayang, berdasar data Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Papua, luas lahan sagu yang digunakan secara aktif di 20 kabupaten hingga akhir tahun 2017 hanya 35.351 hektare.

Halaman
1234
Tribunners merupakan jurnalisme warga, dimana warga bisa mengirimkan hasil dari aktivitas jurnalistiknya ke Tribunnews, dengan mendaftar terlebih dahulu atau dikirim ke email redaksi@tribunnews.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas