Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Doni Monardo Test Food Olahan Serba Sagu
Doni tidak hanya ingin sekadar mencicip dengan piring kecil, tetapi langsung mengambil porsi normal dengan piring besar.
Editor: Dewi Agustina
Pemanfaatan itu jauh dibandingkan daerah Meranti di Riau yang luasan lahan hutan sagu kurang dari 100.000 hektare, tetapi sudah dapat mengekspor tepung pati sagu ke kawasan Asia Timur, seperti Jepang dan China.
Bagi Doni Monardo, riwayat penugasan menjadi Pangdam Pattimura bisa dibilang anugerah. Setidaknya, ia menjadi penyuka sagu.
Bukan karena semata-mata “demi program emas hijau”, melainkan dengan kesadaran penuh bahwa makan sagu jauh lebih sehat dibandingkan makan beras.
Selain sebagai sumber energi, sagu juga baik untuk mencegah darah tinggi, baik untuk gula darah, mencegah masuk angin, dan memperlancar sistem pencernaan.
Baca juga: Doni Monardo: Ancaman yang Terus Mengintai Indonesia Adalah Bencana Geologi dan Vulkanologi
Info terbaru, sagu bahkan bisa meningkatkan kesehatan tulang dan sendi. “Pendek kata,” ujar Doni sambil berkelakar, “Orang cerdas makan sagu!”
Bakso Sagu Keliling
Sambil menikmati hidangan sagu siang itu, Doni melempar pandang ke arah Halim yang dari tadi berdiri dan mengamati Doni Monardo dan staf yang sedang menjadi “food tester” bagi hidangan yang dibawa.
Dua perintah Doni yang keluar secara spontan. Pertama ditujukan kepada Plt Deputi III BNPB, Dody Ruswandi. Kedua, langsung kepada Halim.
Dody Ruswandi diminta mengirim sagu olahan untuk pasien Covid-19 yang ada di Jawa Timur. Mengapa Jawa Timur? Rupanya Doni tidak asal sebut daerah. Ia gunakan data.
Terbukti, belum lagi hilang pertanyaan di benak Dody dan staf lain, Doni menambahkan perintahnya dengan kalimat tanya yang dijawabnya sendiri, “Kenapa Jawa Timur? Karena berdasar statistik, pasien Covid-19 Jawa Timur paling banyak mengidap gula darah. Jadi mereka harus makan sagu. Sagu bagus untuk pengidap diabetes.”
Dody Ruswandi pun menjadi paham. Staf lain turut mengangguk-angguk.
Doni segera melempar tugas yang kedua kepada Halim. Sebenarnya bukan tugas, tapi saran. Atau bisa juga dianggap sebagai ide.
Begini. Doni meminta Halim membuat prototype sejenis gerobak bakso keliling, tapi menggunakan sepeda motor roda tiga. Maksudnya agar lebih luas coverage area-nya. Nah, gerobak bakso sagu tiga roda tadi, khusus menjual bakso dengan mie yang terbuat dari sagu.
“Pasang tulisan, ‘Cinta Produk Lokal’. ‘Makan Sagu Lebih Sehat’... ya pokoknya kalimat-kalimat promotif yang baguslah. Saya jamin, dalam waktu singkat akan berkembang jadi ratusan gerobak motor. Saya ikut saham dua persen ya....,” kata Doni berkelakar.
Halim antusias merespons ide Doni Monardo.
Karena itu, Anda di mana pun berada, bersiap-siaplah tidak hanya akan melihat “tahu bulat digoreng dadakan” yang keliling kampung, melainkan Mie Sagu Bakso Keliling, ide Doni Monardo. (Egy/Roso)