Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribunners
Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.


Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Tribunners / Citizen Journalism

Peran Pos Yandu Menurunkan Stunting di Masa Pandemi Covid-19

Stunting adalah kurang gizi kronis akibat kurangnya asupan gizi dalam waktu yang lama.

Editor: Setya Krisna Sumarga
zoom-in Peran Pos Yandu Menurunkan Stunting di Masa Pandemi Covid-19
SURYA/HAYU YUDHA PRABOWO
PENCEGAHAN STUNTING - Kader Posyandu mengukur tinggi badan balita dalam pemeriksaan rutin satu bulan sekali di Taman Posyandu Delima, RW 03 Kelurahan Madyopuro, Kota Malang, Kamis (19/12/2019). Setelah sukses mengoptimalisasikan Posyandu Balita untuk menurunkan angka stunting di Kota Malang dari 22 persen ke 17,8 persen, Pemkot Malang berencana mengembangkan Posyandu Remaja untuk edukasi reproduksi dan upaya hidup sehat sejak remaja. Dengan edukasi dan pemahaman kesehatan yang tersosialisasikan secara luas, Pemkot Malang optimis dapat menekan angka stunting di Kota Malang. SURYA/HAYU YUDHA PRABOWO 

OLEH : ERINDRA BUDI, Dosen Diploma Kebidanan UNS/Mahasiswa S3 Ilmu Kesehatan Masyarakat UNS

STATUS gizi balita  merupakan salah satu indikator derajat kesehatan. Masalah utama yang dihadapi di bidang ini adalah masih tingginya angka kejadian  stunting.

Stunting adalah kurang gizi kronis akibat kurangnya asupan gizi dalam waktu yang lama, umumnya ditandai dengan anak berperawakan pendek, lebih pendek dari pada anak seusianya.

Hal ini terlihat lebih jelas ketika anak berusia dua tahun. Di masa yang akan datang, stunting menyebabkan pertumbuhan fisik dan kognitif/kecerdasan tidak optimal, mudah terkena penyakit, produktivitas menurun (Rahayu, 2018).

Pemerintah dengan berbagai upaya yang dilakukan, berhasil menurunkan jumlah balita yang mengalami stunting secara nasional sebesar 3%, yang di 2018 30,8 % dan 2019 menjadi 27, 67 % (Litbangkes, 2019).

Baca juga: Melawan Stunting dengan Biskuit Kelor

Baca juga: Cegah Stunting di Masa Pandemi Perlu Sinergi Pemerintah dan Swasta

Baca juga: Perlu Kolaborasi Pemerintah dan Swasta Serta Masyarakat untuk Cegah Risiko Anak Stunting

Namun demikian angka ini masih lebih tinggi dibanding negara lain di kawasan asia tenggara seperti Malaysia, Thailand, Singapura. 

Pemerintah berupaya menurunkan angka stunting minimal 3% tiap tahun hingga mencapai 14% di 2024 (Setkab.go.id).

Berita Rekomendasi

Guna mewujudkan target ini, pemerintah meluncurkan strategi nasional percepatan penurunan stunting.

Petugas medis menyuntikkan vaksin kepada seorang balita yang mengikuti imunisasi di Puskesmas Kecamatan Jatinegara, Jakarta Timur, Kamis (26/11/2020). Imunisasi rutin lengkap merupakan program vaksin dasar yang diberikan kepada bayi kurang dari 24 jam hingga anak berusia 3 tahun dengan tujuan mempertahankan tingkat kekebalan optimal sekaligus mencegah terjadinya stunting pada anak. Tribunnew/Jeprima
Petugas medis menyuntikkan vaksin kepada seorang balita yang mengikuti imunisasi di Puskesmas Kecamatan Jatinegara, Jakarta Timur, Kamis (26/11/2020). Imunisasi rutin lengkap merupakan program vaksin dasar yang diberikan kepada bayi kurang dari 24 jam hingga anak berusia 3 tahun dengan tujuan mempertahankan tingkat kekebalan optimal sekaligus mencegah terjadinya stunting pada anak. Tribunnew/Jeprima (Tribunnews/Jeprima)

Strategi ini menjadi prioritas pemerintah di tataran pusat maupun daerah hingga desa. Pemerintah juga melibatkan peran serta masyarakat guna menyukseskan program ini (TNP2K.go.id).

Salah satu ujung tombak kegiatan adalah Pos Pelayanan Terpadu (Yandu).  Pandemi Covid 19 menjadi tantangan berat bagi eksistensi kegiatan Pos Yandu.

Adanya kebijakan dari pemerintah untuk membatasi aktivitas di luar rumah, menjaga jarak, bekerja dari rumah, memakai masker, dan protokol pencegahan penyebaran Covid 19 lainnya membuat banyak pengelola Pos Yandu menghentikan sementara aktivitasnya.

Suatu keadaan yang dilematis. Dengan adanya Pos Yandu saja angka stunting masih jauh di atas target, apalagi jika tidak ada Pos Yandu.

Di sisi lain tetap mengadakan Pos Yandu tanpa adanya penyesuaian kebiasaan, mengakibatkan risiko tinggi tertular  yang pada gilirannya akan menambah jumlah korban pandemi Covid 19.  

Pendekatan sistematis sangat diperlukan guna mengatasi kondisi dilematis ini. Semua komponen bangsa yang terlibat dalam kegiatan percepatan penurunan stunting dan pencegahan Covid 19 harus bekerja bersama dalam suatu sistem guna mencari berbagai alternatif kegiatan Pos Yandu.

Halaman
1234
Tribunners merupakan jurnalisme warga, dimana warga bisa mengirimkan hasil dari aktivitas jurnalistiknya ke Tribunnews, dengan mendaftar terlebih dahulu atau dikirim ke email redaksi@tribunnews.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
Berita Populer
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas