Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Fenomena Malin Kundang di Parpol
Banyak yang tertegun, meskipun banyak pula yang tidak karena sebelumnya sudah digembar-gemborkan akan berdirinya partai tersebut.
Editor: Hasanudin Aco
Oleh: Karyudi Sutajah Putra
TRIBUNNEWS.COM - Tepat 17 Ramadhan 1442 H, Kamis (29/4/2021), Amien Rais mendeklarasikan berdirinya Partai Ummat.
Banyak yang tertegun, meskipun banyak pula yang tidak karena sebelumnya sudah digembar-gemborkan akan berdirinya partai tersebut.
Yang lebih membuat tertegun justru mengapa pendiri Partai Amanat Nasional (PAN) itu terusir dari partainya sendiri sehingga harus mendirikan partai baru.
Ada fenomena anak durhaka atau Malin Kundang di PAN.
Ternyata, fenomena serupa juga terjadi di partai politik lain.
Sebut saja Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Partai Demokrat (PD).
Di PKB, Muhaimin Iskandar berhasil menyingkirkan KH Abdurrahman Wahid alias Gus Dur yang merupakan deklarator PKB.
Di PD, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) berhasil menyingkirkan para pendiri partainya, seperti Marzuki Alie dan Darmizal.
Di PKB, kini sejumlah kader menuntut digelarnya Muktamar Luar Biasa (MLB) untuk melengserkan Cak Imin, sang Ketua Umum. Di PD, para pendiri yang digamit Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) Moeldoko sudah menggelar Kongres Luar Biasa (KLB) di Deliserdang, Sumatera Utara, 5 April lalu meskipun hasilnya tak diakui pemerintah.
Tapi baiklah. Itu semua bermula dari adagium, "Tak ada kawan atau lawan abadi, yang abadi adalah kepentingan". Yang tak habis pikir, mengapa justru yang terdepak adalah para pendiri?
Baca juga: Soal Isu KLB, Dewan Syura PKB: PKB Di Bawah Cak Imin Solid
Amien Rais mendirikan Partai Ummat setelah berselisih paham dengan Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan terkait posisi PAN. Zulkifli yang tak lain adalah besan Amien Rais bandul pendulumnya lebih mengarah ke pemerintah.
Sedangkan Amien ke oposisi. Klimaksnya adalah Kongres V PAN di Kendari, Sulawesi Tenggara, 11 Februari 2021 yang kembali memilih Zulkifli sebagai Ketua Umum.
Padahal Amien Rais menjagokan Mulfachri Harahap.