Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Essensi Bertambahnya Waktu
Jatah waktu usia apabila telah saatnya habis maka kematian itulah sebagai penutup akhir kehidupan di dunia.
Editor: Dewi Agustina
Penulis: Deni Nuryadin
Relawan Baznas
LOGIKA sederhana dalam menunjukkan bahwa suatu angka bertambah adalah terdapat selisih lebih dari nilai pokok sebelumnya, misal angka 2 bisa saja terbentuk dari 1 + 1 atau 1,5 + 0,5 dan lain-lain.
Bagaimana jika hasil penjumlahan angka itu telah ditentukan atau ditetapkan sebagai batasan pertambahan untuk menghentikan prosesnya, misal batasnya adalah 50 atau 60 atau 80 maka dengan demikian secara otomatis pada saat penjumlahan angka tersebut telah mencapai angka yang telah ditentukan maka proses penjumlahan tersebut akan terhenti.
Batasan pertambahan tadi di atas bisa dimaknai sebagai jatah atau secara otomatis akan terhenti apabila proses pertambahan tersebut telah mencapai angka batas maksimum yang telah ditentukan.
Bagaimana jika logika sederhana di atas kita gunakan sebagai logika menghitung waktu yang dikorelasikan dengan jatah usia atau umur seseorang dimana telah ditetapkan dan hanya diketahui oleh sang pemilik waktu yakni Sang Khalik Allah SWT.
Misal jatah waktu fullan bin fullan adalah bisa 65 tahun, bisa 45 tahun atau bahkan bisa 100 tahun.
Jatah waktu usia apabila telah saatnya habis maka kematian itulah sebagai penutup akhir kehidupan di dunia.
Bagaimana semestinya yang harus dilakukan misal oleh fullan bin fulan dalam mengisi usia atau umurnya, sedangkan ia tidak mengetahui kapan jatah umurnya telah habis atau kematian datang menghampirinya?
Sang pemilik waktu mempunyai kekuasaan untuk menentukan kapan jatah waktunya fullan bin fullan akan tiba dan tidak ada satu manusia pun di dunia ini yang tahu.
Sang pemilik waktu pun menyampaikan bahwa tidak ada yang mampu dan bisa menambah atau mengurangi apabila jatah waktu itu telah tiba saatnya.
Kemudian Sang pemilik waktu tersebut akan memberikan waktu kembali yang abadi dan kekal di dalamnya dalam kehidupan akhir yakni di alam akherat, hal ini sesuai dengan QS al-Jumu'ah: 8
Sang pemilik waktu hanya memberikan 2 pilihan kehidupan abadi, misal kepada fullan bin fullan yakni berada di surga atau neraka.
Sang pemilik waktu telah berpesan, misal kepada fullan bin fullan agar tidak menyia-nyiakan dengan jatah waktu yang telah diberikan dengan berbuat amal sholeh agar dapat mendiami surga atau berbuat sebaliknya berbuat maksiat dan durhaka sehingga ditempatkan di dalam neraka.
Penggambaran di atas merupakan esensi mengisi waktu kehidupan terhadap usia atau umur yang dimiliki seseorang, Allah ingin memberi peringatan kepada manusia bahwa betapa pentingnya untuk memanfaatkan waktu terkait usia atau umur.