Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribunners
Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.


Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Tribunners / Citizen Journalism

Trotoar, Jalur Khusus Sepeda dan Keadilan di Jalan

Satu yang diuntungkan mereka para pejalan kaki yang memang jadi tujuan pelebaran trotoar ini.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Trotoar, Jalur Khusus Sepeda dan Keadilan di Jalan
TRIBUNNEWS/HERUDIN
Pesepeda melintas di jalur khusus sepeda di Jalan Sudirman Jakarta, Sabtu (5/6/2021). Pemprov DKI Jakarta mengeluarkan kebijakan istimewa untuk pesepeda road bike seperti membolehkan melintasi JLNT diakhir pekan dan road bike dapat melintas pada jalur kendaraan bermotor di luar jalur sepeda yang telah tersedia Jalan Sudirman-Thamrin pada Senin-Jumat, mulai pukul 05.00-06.30 WIB. TRIBUNNEWS/ HERUDIN 

Penulis: Jayadi Sulaiman
Pengguna transportasi publik, kadang pesepeda

KEGEMBIRAAN yang terancam. Kalimat itu mungkin yang paling tepat untuk menggambarkan suasana hati para penggemar sepeda di Ibu Kota belakangan ini.

Belum lagi mereka bisa menikmati jalur khusus sepeda di koridor Sudirman-Thamrin yang dibuat oleh pemerintah provinsi DKI Jakarta, tersiar kabar jalur itu harus dibongkar.

Alasannya, lucu, seperti biasa--keberadaan jalur ini disebut membuat jalan macet.

Lebih lucu lagi, pembuatan jalur khusus sepeda ini dikhawatirkan akan membuat para penghobi kendaraan lain menuntut hal yang serupa.

Seorang wakil rakyat di Senayan, menyebutkan kelompok penghobi motor bisa saja meminta hal serupa yakni minta dibuatkan jalur khusus.

Kapolri yang sempat menyetujui usul itu kemudian akan mengambil langkah untuk melakukan riset terlebih dulu di beberapa kota di negara lain.

Berita Rekomendasi

Soal yang dicari adalah bagaimana mengatur jalur sepeda yang lebih baik. Dengan kata lain, tidak mengganggu jalur kendaraan lainnya.

Memang harusnya begitu. Apa pun tidak lantas mengambil jalan pintas, tidak setuju lalu dengan mudah membongkar.

Reaksi semacam ini bukanlah kali pertama.

Saat pemerintah provinsi melakukan terobosan dengan memperlebar trotoar--yang pertama terjadi di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, pada 2019 lalu, serta merta menerbitkan banyak cibiran.

Satu yang paling mengedepan terhadap pelebaran tersebut--tak pelak akan membuat jalan makin macet.

Banyak yang berteriak-teriak, terutama di media sosial--menyebut tindakan untuk memperlebar trotoar adalah langkah blunder yang menyebabkan kemacetan di Jakarta, kian parah.

Saat itu, gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan menjawab dengan tangkas, "yang bikin macet adalah kendaraan."

Tribunners merupakan jurnalisme warga, dimana warga bisa mengirimkan hasil dari aktivitas jurnalistiknya ke Tribunnews, dengan mendaftar terlebih dahulu atau dikirim ke email redaksi@tribunnews.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
Berita Populer
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas