Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Sudirman Said: Kejelasan Alur Komando dan Keterbukaan, Kunci Sukses Tangani Krisis Covid-19
Sudirman Said menyatakan kunci penanganan pandemi saat ini adalah konsistensi kebijakan, kejelasan alur komando dan penguatan kepercayaan publik.
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tokoh Kemanusiaan yang juga Sekretaris Jenderal Palang Merah Indonesia (PMI) Sudirman Said menilai kondisi pandemi Covid-19 saat ini semakin serius untuk ditanggulangi bersama.
Belajar dari pengalaman Indonesia menangani krisis seperti bencana tsunami Aceh, Sudirman Said menyatakan kunci penanganan pandemi saat ini adalah konsistensi kebijakan, kejelasan alur komando dan penguatan kepercayaan publik.
"Kejelasan jalur komando diperlukan. Konsistensi kebijakan, dan keterbukaan otoritas akan memperkuat kepercayaan publik. Juga perlu diupayakan untuk mengelola harapan publik yang realistis. Semakin konservatif, semakin hati-hati, akan semakin baik," ungkapnya.
Sudirman yang merupakan salah satu penyusun konsep Badan Rekontruksi dan Rehabilitasi (BRR) Aceh-Nias menilai masalah dan tantangan pada penanganan tsunami Aceh tentu berbeda dengan wabah Covid-19 saat ini.
Baca juga: Pemprov DKI Dirikan Posko Isi Ulang Tabung Oksigen di Monas, Hanya Diperuntukan Bagi Faskes
Meski begitu, ucapnya, pandemi saat ini dan bencana di Aceh memiliki kesamaan dalam konteks krisis. Dia mengatakan situasi krisis di mana pun memerlukan kecepatan dan fleksibilitas dalam penanganannya.
Baca juga: Pemerintah Akhirnya Impor Tabung Oksigen, Pasien Covid Melonjak 352 Persen
"Penanganan wabah pandemi covid-19 tentu berbeda dengan penanganan Aceh dan Nias pasca Tsunami. Masalah dan tantangannya tidak sama. Yang bisa disamakan mungkin bahwa keduanya adalah suasana krisis, yang memerlukan kecepatan dan fleksiblitas," tuturnya.
Pada situasi krisis, Sudirman menyebut ekspektasi publik perlu dikelola dengan baik. Menurutnya, di satu sisi upaya penanganan harus dilakukan dengan usaha yang lebih.
Namun, di sisi lain sebaiknya jangan memberi harapan yang berlebihan publik. Pasalnya, kata dia, dalam situasi krisis semua pihak harus terus waspada.
"Dalam krisis under promise dan over deliver jauh lebih baik. Sebaliknya memberi harapan yang seolah menenangkan masyarakat, tetapi kenyataannya tidak sebaik yang diharapkan, justru akan membangun “comfort zone” yang melenakan. Dalam hal ini, perlu dibangun sense of crisis secara bersama sama agar seluruh pihak bergerak untuk mengatasinya," ucapnya.
Menurutnya, kebijakan PPKM Darurat yang saat ini diberlakukan perlu dijalankan secara konsisten dan dipatuhi semua lapisan masyarakat. Lonjakan kasus covid-19 yang terus terjadi seharusnya menjadi alarm bagi semuanya.
"Siapapun yang diberi tanggung jawab untuk mengatasi covid 19, tidak mudah melaksanakannya. Kita harus memberi respek dan empati. Kita berharap PPKM dijalankan dengan konsisten, ditaati masyarakat."
"Bila masyarakat tidak mentaati kebijakan ini dan tetap beraktivitas sebagaimana keadaan normal, PPKM tak akan berdampak positif," ujarnya.
"Yang jelas semua sudah menyaksikan kiri kanan dan seluruh lingkungan, peningkatan kasus yang luar biasa. Seharusnya ini menjadi alarm bagi kita semua," imbuhnya.
Terkait krisis suplai oksigen yang terjadi di mana-mana, Sudirman menilai saat ini pemerintah dan semua pihak telah berusaha keras menjaga pasokan oksigen.
Namun dia menyarankan Pemerintah betul-betul mencermati ketersediaan pasokan, tidak hanya untuk kebutuhan saat ini tapi juga ke depan. Hal ini untuk mengantisipasi potensi kelangkaan di masa mendatang.
"Mungkin belum terlambat untuk melakukan assessment keadaan produksi, logistik, dan rantai pasokan oksigen untuk keperluan satu atau dua tahun ke depan. Sambil terus memenuhi kebutuhan di depan mata, perlu ada yang menyiapkan pasokan untuk jangka yang lebih panjang," ucapnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.