Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribunners
Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.


Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Tribunners / Citizen Journalism

Di Zaman Digital Kini, Masih Adakah Prangko?

Alangkah lebih baiknya jika filatelis menyusun koleksi pameran filateli ke dalam kelas-kelas tersebut.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Di Zaman Digital Kini, Masih Adakah Prangko?
Koresponden Tribunnews.com/Richard Susilo
Prangko pertama di Indonesia zaman Hindia Belanda (kiri) dan prangko pertama di dunia dikenal dengan nama Black Penny (kanan). 

Adapun ciri khas dari tiap kelas tersebut :

1. Traditional Philately : menceritakan tentang proses pengadaan sebuah prangko hingga pemakaiannya
2. Postal History : menceritakan tentang cap, tarif dan rute surat
3. Postal Stationery : sama seperti kelas Traditional Philately, hanya di kelas ini untuk kartu pos atau surat bercetakan prangko
4. Aerophilately : menceritakan tentang surat yang dibawa via udara (Airmail)
5. Astrophilately : menceritakan tentang surat yang di bawa ke luar angkasa
6. Thematic Philately : menceritakan tentang tema/cerita tertentu
7. Open Philately : sama seperti Thematic Philately, hanya benda yang ditampilkan bisa bukan benda filateli
8. Maximaphily : sama seperti Thematic Philately hanya benda filateli hanya Maximum Card
9. Revenue : sama seperti Traditional Philately, namun khusus meterai
10. Literature : berisikan tentang buku-buku yang berkaitan dengan filateli termasuk katalog prangko
11. Youth Philately : khusus untuk remaja max 21 tahun

Walaupun banyak jalan menuju Roma, demikian pula dalam berfilateli, alangkah lebih baiknya jika filatelis menyusun koleksi pameran filateli ke dalam kelas-kelas tersebut, sehingga bisa memperoleh pengakuan penghargaan medali yang telah berlaku umum di dunia perfilatelian.

Pengakuan medali tersebut terbagi menjadi 8 kelas, dari yang paling tinggi yaitu Large Gold, Gold, Large Vermeil, Vermeil, Large Silver, Silver, Silver Bronze dan Bronze.

Jadi berdasarkan medali saja sudah dapat dilihat kualitas koleksi tersebut.

Di tiap pameran akan dipertandingkan dan dinilai koleksi-koleksi tersebut. Pengunjung dapat belajar juga dari koleksi-koleksi yang ada.

Sedangkan untuk asal kumpulkan, di dunia filateli akan kesulitan untuk membuat komparasinya antar koleksi.

Berita Rekomendasi

Dengan demikian jelas sekali, meskipun kini berada di era dijital, prangko tetap masih dipakai dan dihargai tinggi. Bahkan nilainya akan semakin langka dan tinggi di masa depan.

Di Jepang sendiri prangko lama pun, katakanlah terbit di zaman Perang Dunia II, masih bisa dipakai hingga saat ini, tentu dengan nilai nominal tertera di sana.

Apabila prangko Zaman Perang Dunia II itu bernilai satu yen, nilai yang sudah besar saat ini, saat ini (2021) juga bernilai satu yen kalau dipakai untuk pemrangkoan mengirimkan surat pos.

Tentu saja orang akan menyimpan daripada menggunakan untuk surat pos, karena sejarahnya, prangko langka nominal satu yen itu bisa dijual dengan harga lebih dari satu yen.

Menarik bukan?

Silakan gabung ke whatsapp group FILATELIS, kirimkan email ke: filateli@jepang.com Subject: Filatelis, dengan nama lengkap alamat tanggal lahir dan nomor whatsapp, gratis.

*) Penulis adalah Juri FIP (Federasi Filateli Internasional), Pemegang Medali Gold FIP

Tribunners merupakan jurnalisme warga, dimana warga bisa mengirimkan hasil dari aktivitas jurnalistiknya ke Tribunnews, dengan mendaftar terlebih dahulu atau dikirim ke email redaksi@tribunnews.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas