Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribunners
Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.


Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Tribunners / Citizen Journalism

Polesan STY tak juga Membuahkan Hasil

Karena janji Shin lebih manis, Milla disingkirkan. PSSI lantas memberi kontrak empat tahun atau hingga 2024 kepada Shin

Editor: Toni Bramantoro
zoom-in Polesan STY tak juga Membuahkan Hasil
PSSI.org
Skuat Timnas Indonesia di bawah asuhan pelatih dari Korea Selatan, Shin Tae-yong 

Kini Shin sudah kembali ke Indonesia. Ia dan dua asistennya, Choi in Cheol dan Kim Jong Jin, tiba di Bandara Internasional Soekarno Hatta pada Rabu (18/8) malam. Ia pun harus menjalani isolasi mandiri protokol kesehatan Covid-19.

Sekretaris Jenderal PSSI, Yunus Nusi mengatakan, rapat mengenai program Timnas Indonesia akan segera dilakukan.

Karena terpisah ruang, rapat tersebut akan dilakukan secara virtual, agar setelah Shin selesai isolasi program langsung dijalankan.

"Nanti akan meeting virtual dengan Departemen Teknik tentang TC Timnas Indonesia. Tunggu setelah meeting dengan Dirtek baru dijadwalkan pemanggilan pemain," kata Yunus.

Pada 2021 ini, setidaknya ada tiga program yang harus diemban Shin. Pertama pertandingan play-off Piala Asia 2023 melawan Taiwan, kedua laga kualifikasi Piala Asia U-23 2022, dan ketiga Piala AFF 2020.

Ketiga program itu sama pentingnya. Shin harus bisa membawa Indonesia lolos ke fase kualifikasi Piala Asia 2023 dan membuat Timnas U-23 dapat tiket tampil di Piala Asia U-23 2022, serta juara Piala AFF seperti ia janjikan pada 2019.

Akankah hal tersebut jadi kenyataan? Meminjam bahasa seni lukis, sapuan Shin di kanvas Timnas Indonesia tampak surealis.

Berita Rekomendasi

Guratan yang dibuat mantan pemain terbaik Liga Korea 1995 dan 2001 ini belum membentuk pola yang nyata.

Salvador Dali, tokoh gerakan surealis yang dikenal lewat karya fenomenal 'The Persistence of Memory' menyebut kecerdasan tanpa ambisi bagaikan burung tak bersayap.

Lantas, seberapa besar ambisi Shin mengepakkan sayap Garuda? Bagaimanapun surealisme juga menawarkan keindahan dan menjanjikan harga yang tinggi.

Shin bisa saja membawa pola atau filosofi itu di Timnas Indonesia. Harus diakui bahwa batas ambisi dan intelegensi hanya terpisah etos kerja.

Tribunners merupakan jurnalisme warga, dimana warga bisa mengirimkan hasil dari aktivitas jurnalistiknya ke Tribunnews, dengan mendaftar terlebih dahulu atau dikirim ke email redaksi@tribunnews.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas