Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Berkah Pandemi bagi Dunia Pendidikan dan Kesehatan Kita
Pandemi Covid-19 berdampak luar biasa di beberapa sektor, negatif dan positif. Perubahan revolusioner juga terjadi di aspek pendidikan dan kesehatan.
Editor: Setya Krisna Sumarga
OLEH : AWESTI TUNGGO ARI, Alumni FH dan Notariat UGM
PANDEMI yang sudah berlangsung selama satu tahun lebih ini, masih menyisakan kekhawatiran dan ketidak pastian.
Sebab tidak seorangpun bisa memprediksi kapan pandemi akan berakhir. Terlebih lagi, dikatakan gelombang kedua menerpa negara kita dan meninggalkan kesedihan.
Jumlah korban meninggal yang meningkat, walau kalau dilihat dari prosentase bisa dibilang tidak terlalu tinggi dibandingkan dengan jumlah yang sembuh.
Data terakhir yang diupdate 24 Agustus 2021 total kasus di Indonesia menjadi 4.008.166 sejak terkonfirmasi tanggal 2 Maret 2020 lalu.
Jumlah total pasien yang meninggal dunia menjadi berjumlah 128.252 (Kompas.com 24 Agustus 2021).
Tapi benarkah pandemi ini hanya mendatangkan rasa khawatir dan waswas saja? Ternyata tidak. Pandemi juga membawa dampak positif pada beberapa aspek kehidupan.
Pandemi membawa juga berkat bagi kemajuan. Seperti kata Rhenald Khasali, akhir akhir ini telah terjadi disrupsi, atau perubahan besar besaran pada berbagai lini kehidupan di Indonesia dan global, akibat kehadiran tehnologi digital.
Masih menurut Rhenald Khasali, yang sadar terhadap disrupsi akan segera melakukan shifting. Bukan sekedar offline ke online sebab ada platform yang mengubah sistem bisnis terdahulu, karena basisnya adalah tehnologi dan sharing.
Akibat dari shifting tadi, retailer raksasa tumbang dikalahkan oleh ibu-ibu berdaster yang bertransaksi bisnis dari rumah secara online.
Ekonomi kapitalis beralih ke ekonomi kerakyatan. Mereka yang adaptif akan bertahan, yang tidak mau berubah akan ketinggalan.
Pandemi Covid-19 menimbulkan tekanan bagi perekonomian kita. PSBB kemudian PPKM yang ditetapkan pemerintah dengan maksud mengendalikan risiko persebaran dan kenaikan jumlah korban terpapar, menyebabkan terhentinya banyak aktivitas ekonomi, sehingga membawa pengaruh pada kinerja ekonomi.
Terobosan digital yang sudah terjadi sebelumnya, berperan mengungkit pertumbuhan ekonomi dan sektor lainnya.
Pandemi mempercepat terjadi lompatan. Keharusan menjaga jarak dan menghindari sebisa mungkin kontak fisik, memaksa kita menggunakan jasa aplikasi.
Belanja secara online, konsultasi dokter dengan telemedicine, bertransaksi dengan bank menggunakan banking online, mengganti uang fisik dengan menggunakan layanan e-commerce dan lain sebagainya.
Pekerja kantor melakukan rapat atau pertemuan juga dengan cara daring, beribadat secara daring, demikian juga kursus kursus ketrampilan bahkan olah raga.
Kita yang mulanya gaptek, tidak terlalu peduli dengan kebutuhan akan penggunaan tehnologi, dipaksa untuk melek tehnologi. Dipaksa belajar supaya mampu mengoperasikan applikasi.
Tulisan ini akan mencoba mengelaborasi dampak positif pandemi dari aspek pendidikan dan kesehatan.
Aspek Pendidikan.
Munculnya pandemi merubah pola perilaku kita. Banyak aktivitas yang semula kita lakukan secara fisik, artinya tatap muka, sekarang kita lakukan secara daring.
Mau tidak mau, kita dipaksa untuk menggunakan tehnologi internet. Sekolah yang semula diselenggarakan dengan metode tatap muka, sekarang beralih ke tatap layar.
Hal ini menuntut kemampuan siswa, guru dan orang tua dalam mempergunakan tehnologi digital, yang selama ini belum familiar mereka gunakan.
Jadi pandemi mempercepat terjadinya transformasi digital, sebab pengguna menjadi melek tehnologi.
Selain itu, untuk mempermudah penyelenggaraan pendidikan daring, muncul platform program pembelajaran online.
Belajar mandiri menyebabkan siswa peserta didik menjadi lebih kreatif, sebab harus mencari sendiri tambahan informasi yang mendukung proses belajar mereka.
Di samping itu, dengan metode belajar daring, siswa menikmati metode belajar yang variatif, sebab tidak harus melulu duduk di bangku dalam ruangan kelas seperti yang selama ini terjadi.
Munculnya kursus kursus online yang memudahkan proses belajar juga banyak membantu dalam masa pandemi ini.
Di pihak guru, dituntut untuk kembali belajar dan menemukan metode pembelajaran yang melibatkan keaktifan siswa.
Materi tidak hanya diberikan secara sepihak, seperti mengisikan air ke dalam bejana, tetapi metodenya bisa dibikin interaktif dan memacu peserta didik untuk mengasah logika.
Model pembelajaran dialogis seperti dikemukakan oleh Paulo Freire [Pendidikan Kaum Tertindas, 2008].
Jadi siswa dan guru sama sama dalam proses belajar. Pembelajaran seharusnya lebih fokus ke analisis dan pemecahan masalah yang dihadapi di dunia nyata.
Pendidikan karakter yang berisi internalisasi nilai, dintegrasikan ke dalam seluruh proses pembelajaran. [ Haryatmoko, 2020 ]
Bersekolah secara daring, secara tidak langsung mengajarkan orang tua untuk menyadari bahwa beban pendidikan tidak bisa hanya diserahkan pada guru dan sekolah seperti yang selama ini terjadi.
Banyak orang tua yang selama ini beranggapan bahwa mereka cukup menyediakan beaya, fasilitas, dan kemudian selebihnya pasrah bongkokan pada sekolah dan guru.
Kemandirian siswa juga bertambah dengan metode sekolah daring.
Bagi orang tua yang selama bekerja di lur kota, work form home menjadi kesempatan berharga untuk menikmati kebersamaan dengan anak, mendampingi anak belajar di rumah.
Orang tua harus belajar menjaga work life balance, menjaga keseimbangan antara kerja dan keluarga.
Aspek kesehatan
Pandemi menyebabkan kita melek terminologi kedokteran yang selama ini tidak kita kenal. Setiap kali mengikuti berita tentang Covid -19, seringkali kita mendengar istilah-istilah seperti PCR, swab, anosmia, yang sebelumnya tidak kita dengar.
Pandemi menyadarkan kita akan arti pentingnya menjaga kebersihan badan dengan sering mencuci tangan, mandi dan keramas sesudah melakukan aktivitas keluar rumah.
Selain itu kita juga diingatkan untuk menaikkan tingkat imunitas tubuh, dengan asupan vitamin, berjemur dan berolah raga ringan.
Kesadaran akan pentingnya menjaga asupan makanan yang baik dan bergizi juga kembali dikemukakan, sebab pandemi mengingatkan kita untuk mengkonsumsi makanan yang bergizi agar imunitas kita terjaga dengan baik.
Pedagang makanan dan minuman akhir akhir ini menggunakan sarung tangan dalam melakukan pelayanan kepada konsumen, hal mana sebelum pandemi hanya kita temui pada rumah makan besar dan hotel berbintang.
Sekarang bahkan pedagang asongan yang menjajakan dagangannya secara berkeliling dari rumah ke rumah, juga menggunakan sarung tangan pada saat memegang makanan atau minuman yang mereka jajakan. Hal baik yang menjadi berkah karena adanya pandemi.(*)