Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Puja-Puji di Istana dan Kenangan Jelang Tumbangnya Orde Baru
Alhasil, saya memandang pertemuan dan pesta puja-puji di Istana itu sebagai wujud tidak proporsionalnya para elit koalisi dalam memosisikan diri.
Editor: Malvyandie Haryadi
Oleh: Abdul Rachman Thaha (ART)
Anggota DPD RI
TRIBUNNERS - Tujuh ketua umum dan sekjen parpol serta Jokowi bertemu di Istana, dan para elit parpol itu membanjiri Jokowi dengan puja-puji.
Bahwa mereka menilai Jokowi berhasil dalam penanganan situasi pandemi, sah-sah saja. Tapi ketika itu dilakukan dalam sebuah pertemuan di Istana, maka beda lagi tafsirannya.
Di Istana, Jokowi adalah Presiden. Presiden bagi semua pihak dan semua parpol. Termasuk kalangan dan parpol yang mengambil sikap oposisi terhadap pemerintah.
Dengan statusnya sebagai presiden bagi semua tersebut, maka seharusnya bukan hanya parpol pendukung saja yang semestinya diundang ke Istana.
Baca juga: Anggota DPD RI: Presiden Jokowi Mestinya Tak Cuma Undang Partai Koalisi di Istana
Parpol oposisi pun seharusnya diundang. Konsekuensinya, sebagai presiden, Jokowi sepantasnya tidak hanya menyediakan waktu secara khusus bagi puja-puji.
Waktu khusus bagi kritik tajam pun sewajarnya diadakan pula, dan Jokowi--selaku presiden juga bagi kalangan oposisi--pun harus mau menyimaknya. Lakukan itu di Istana.
Lain hal sekiranya pertemuan perayaan itu diselenggarakan di kedai kopi, di penginapan, atau di lapangan terbuka. Bolehlah yang diundang hanya parpol pendukung saja.
Alhasil, saya memandang pertemuan dan pesta puja-puji di Istana itu sebagai wujud tidak proporsionalnya para elit koalisi dalam memosisikan diri.
Mereka abai terhadap siapa diri mereka dan peran apa yang seharusnya mereka mainkan di kantor tempat kepala negara sekaligus kepala pemerintahan bekerja.
Baca juga: Jokowi Sampaikan Hal Ini Saat Bertemu Petinggi Partai Politik Koalisi Nonparlemen di Istana
Etika bertindak-tanduk selaku tokoh-tokoh pemimpin politik sudah tercecer sedemikian rupa.
Pertemuan di Istana, tempat Jokowi menyambut para tamu koalisi dengan kapasitas sebagai presiden, seolah menguatkan simpulan banyak pihak bahwa oligarki politik semakin menjadi-jadi di negeri ini.
Lantas, saya pun bertanya-tanya, show off "kesolidan" antara Presiden Jokowi dan sebatas para parpol pendukungnya itu ditujukan kepada siapa? Tidak relevan jika ditujukan ke parpol oposisi, mengingat hanya ada dua parpol yang berseberangan dengan penguasa.
Ditambah DPD RI yang terus berikhtiar merepresentasikan rakyat dengan sesungguhnya, jumlah mereka tetap kalah dibandingkan para parpol yang hadir di Istana.