Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Murid SMP Islam Al Azhar 41 Serpong Menulis Buku Jejak Literasi Bersama Leguty Media
Gerakan Literasi Sekolah dalam buku berjudul Jejak Literasi Karya Murid SMP Islam Al Azhar 41 Serpong.
Editor: Suut Amdani
LEGUTY Media turut andil dalam menyukseskan Gerakan Literasi Sekolah. Hal ini ditandai dengan terbitnya buku berjudul Jejak Literasi Karya Murid SMP Islam Al Azhar 41 Serpong.
Berawal dari workshop singkat dalam rangka memperingati Bulan Bahasa pada 18 November 2021, lalu dilanjutkan praktik menulis yang diikuti oleh murid kelas 7, 8, dan 9.
Gerakan Literasi Sekolah yang digencarkan oleh SMP Islam Al Azhar 41 Serpong merupakan bentuk kesadaran akan peran literasi sebagai bagian integral dalam pembelajaran untuk membentuk daya pikir dan karakter generasi bangsa.
Dalam konteks ini, literasi perlu dimaknai sebagai bentuk penerapan pengetahuan untuk tujuan khusus dan harus diupayakan perwujudannya dalam proses pembelajaran di sekolah.
Dalam pemaparannya tentang urgensi Gerakan Literasi Sekolah, Sariningsih, selaku Manager Eksekutif Leguty Media menekankan bahwa jalinan kerja sama dengan pihak SMP Islam Al Azhar 41 Serpong adalah salah satu upaya menumbuhkan kesadaran literasi di sekolah.
Ia juga berharap kerja sama tersebut dapat menjadi langkah awal untuk mengakar luaskan Gerakan Literasi Sekolah di seluruh Indonesia.
Menyambut terbitnya buku tersebut, Kepala Sekolah SMP Islam Al Azhar 41 Serpong, Agus Santosa, M.Si., mengucapkan syukur dan terima kasih kepada semua pihak yang saling membahu dalam mengupayakan terwujudnya buku yang ditulis oleh para murid SMP Islam Al Azhar 41 Serpong.
“Semoga dengan terbitnya buku ini dapat menginspirasi para murid untuk menjadi penulis andal serta mampu mengangkat nama sekolah, baik di lingkungan sekolah Al Azhar pada khususnya dan sekolah di Kabupaten Tangerang pada umumnya. Sekali lagi saya berharap, hadirnya buku ini dapat menambah inspirasi bagi murid-murid dalam hal menulis, sehingga budaya literasi di sekolah bisa terjaga dan lebih meningkat di masa yang akan datang,” ujar Agus.
Seturut dengan Agus Santosa, Koordinator Penulis, Umi Hidayah S.Pd., juga memberikan sambutan atas karya literasi generasi bangsa tersebut.
“Tiada kata yang terucap selain rasa syukur atas diterbitkannya buku Jejak Literasi Karya Murid SMP Islam Al Azhar 41 Serpong. Apresiasi terbaik kami berikan kepada para murid yang telah berpartisipasi dalam penulisan buku ini. Semoga buku ini memberikan manfaat dan menjadi langkah awal karya terbaik yang membanggakan semua pihak,” tuturnya.
Syaefudin, S.Pd., selaku Wakil Kepala Sekolah, menyatakan bahwa buku ini menyebarkan energi positif dan dapat menginspirasi para pembacanya. “Saya melihat ada energi yang luar biasa dalam buku ini, menggugah dan menginspirasi seakan-akan kita larut dalam penulisannya. Teruslah berkarya dan tetap semangat! Salam literasi.” ujarnya.
Para orang tua murid SMP Islam Al Azhar 41 Serpong turut antusias menyambut terbitnya buku karya buah hatinya. Sebagaimana yang diutarakan oleh Lucia Tutut Widiati, S.T., M.T., orang tua dari Nuraina Putrianto Kelas 9B, “Sebuah karya dahsyat oleh anak hebat dari workshop singkat. Jangan pernah lelah menulis!”
Bahkan ketua Jammiyah SMPI Al Azhar 41 Serpong sangat mengapresiasi program ini. “Masya Allah, luar biasa! Ceritanya bagus-bagus dan menarik. Teruslah menulis dan berkarya. Semangat dan jadilah juara!” pesannya kepada murid SMP Islam Al Azhar 41 Serpong.
Sementara itu, Jejak Literasi Karya Murid SMP Islam Al Azhar 41 Serpong merupakan buku antologi yang terdiri atas 50 cerita. Isinya seputar sudut pandang peserta didik dalam merespons berbagai hal yang muncul selama pandemi Covid-19
Alda Nila Ashari, peraih naskah terbaik, menulis cerita dengan judul Insecurity. Dalam ceritanya, Alda menangkap realitas yang melanda masyarakat, terutama kaum milenial, tentang perasaan ketidaksempurnaan dan ketidakpercayaan diri.
Melalui cerita yang ditulisnya, Alda ingin mengajak para pembaca untuk tetap menghargai setiap kemampuan yang dimiliki dan berhenti bersikap membanding-bandingkan. Jangan biarkan pikiran buruk menguasai diri.
Realitas lain yang juga kerap melanda manusia adalah kecemasan atau kekhawatiran terhadap penilaian orang lain tentang kita. Perasaan ini mampu diamati oleh Keisya Mutiara Jatmiko, peraih naskah dengan publikasi terbaik.
Karyanya berjudul Apprehensive menyuguhkan cerita tentang pikiran manusia yang selalu diliputi berbagai hal negatif. Umumnya pikiran itu meliputi bagaimana pandangan orang lain tentang kita. Seseorang kerap bertumpu pada pandangan orang lain dan berujung diliputi perasaan gelisah.
Melalui pengemasan cerita yang apik, Keisya menegaskan bahwa tidak perlu membuat orang lain senang dengan mengorbankan kesenangan diri sendiri.
Akhirnya, buku ini pun menjadi bukti bahwa kreativitas dalam literasi tidak akan mati oleh perubahan situasi zaman akibat pandemi Covid-19.