Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Ekonomi Digital, Primadona Operator Telekomunikasi
Operator juga harus mengembangkan ekonomi digital lain, Internet of Things (IoT), Big Data, BlockChain, Robotics, dan turunannya.
Editor: Hendra Gunawan
Berbasis risiko
Mereka harus berkolaborasi dengan OTT, karena operator perlu membangun kapasitasnya. Terutama di sisi kemampuan SDM yang selama ini berkecimpung di penggelaran jaringan, tiba-tiba harus bekerja seperti pegawai e-commerce.
Untuk meningkatkan nilai di ekonomi digital, kata Sarwoto, Telkomsel harus melebarkan sayap dengan membeli atau bekerja sama dengan perusahaan OTT yang sudah jadi, atau mendukung startup yang baru akan berkembang. Seperti sudah dilakukan, membeli saham Gojek, mengajak banyak startup untuk bergabung, dididik, dibantu dengan dana, yang semua meningkatkan value yang berbasis risiko.
Risikonya rendah dengan cara membeli saham perusahaan e-commerce yang sudah mapan, namun hasilnya pun, return-nya, kecil. Dengan turut mendukung dan mengembangkan startup, risikonya kecil, yield-nya, hasilnya, juga kecil. Malah mungkin tidak berkembang dan mati.
Operator juga harus mengembangkan ekonomi digital lain, Internet of Things (IoT), Big Data, BlockChain, Robotics, dan turunannya.
Sementara menurut pengamat industri telekomunikasi Kamilov Sagala, ketika operator global sudah mulai melirik ekonomi digital, Telkomsel baru masuk dan secara momentum agak terlambat mengambil kue bisnis itu.
Walaupun secara lokal Telkomsel paling duluan dibanding operator lain dan diikuti Indosat Ooredoo Hutchison, masih banyak celah bisnis digital selain tiga yang difokuskan Telkomsel.
Telkomsel, hendaknya juga menggarap food-tech, yaitu pertanian, perikanan, peternakan sebagai basis kehidupan manusia dan negara kita saat ini. Hal ini berkait erat dengan ketahanan pangan, ujar Kamilov. (*)
*)Moch S Hendrowijono, pengamat telekomunikasi