Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribunners
Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.


Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Tribunners / Citizen Journalism

Honoris Causa Pesantren, Kenapa Tidak?

Idham Chalid adalah santri yang mendapat gelar doktor honoris causa dari Universitas Al-Azhar Kairo Tahun 1957.

Editor: Husein Sanusi
zoom-in Honoris Causa Pesantren, Kenapa Tidak?
Pesantren Bina Insan Mulia.
KH. Imam Jazuli 

Honoris Causa Pesantren, Kenapa Tidak?

Oleh : KH. Imam Jazuli, Lc. MA.

TRIBUNNEWS.COM - “Tepat di jam 10.35 WIB telah terjadi ledakan besar (big bang) di dunia pesantren. Sejak pesantren eksis di Nusantara sekitar 400 tahun lalu, baru kali ini ada terobosan begini.”

Seperti itu pesan tertulis yang dikirim ke saya dari salah seorang profesor yang hadir pada acara inagurasi doktor honoris causa pesantren.

Acara inagurasi sendiri bertempat di Ballroom hotel Aston Cirebon. Tak kurang dari 1.000 orang yang hadir memenuhi ballroom tersebut. Sengaja kami mengundang 58 kiai-kiai senior dari sejumlah pesantren, 17 akademisi dari kampus di Jakarta, Cirebon, dan Bandung, dan 100 profesional yang terdiri dari guru dan profesi lain. Sisanya adalah santri dan wali santri Pesantren Bina Insan Mulia. Kami juga mengundang 10 wartawan cetak, online, dan radio dari Jakarta, Cirebon, dan Bandung.

Penerima gelar honoris causa pesantren pertama adalah saudara Ubaydillah Anwar, seorang santri yang telah lama mengembangkan soft skills dan kecerdasan hati. Lahir dari keluarga pesantren salaf dan memulai nyantri di pesantren salaf di daerahnya, Ubaydillah kemudian meneruskan di Gontor hingga selesai KMI.

Dengan keterampilan menulis dan pidato yang didapat dari pesantren, Ubaydillah masuk ke dunia profesional dan industri lewat tulisan dan pidatonya di bidang pengembangan SDM, khususnya soft skills dan kecerdasan hati.

Berita Rekomendasi

Tak butuh waktu lama, masyarakat profesional dan industri menerimanya dengan baik. Apalagi ditambah dengan keterampilannya dalam meramu konsep Islam yang didapat dari pesantren dan konsep barat yang didapat secara otodidak dengan modal bahasa Inggris.

Sejak 2004, ia telah menjadi associate trainer, counselor, dan speaker di sejumlah lembaga nasional dan internasional. Antara lain: Nestle Indonesia, ILO (International Labor Organization: Badan Urusan Perburuhan PBB), TrackOne, Gramedia Academy, Indonesia Entrepreneur Society, Data Group, Dibta Group Indonesia, Foster and Bridge Indonesia, dan forum-forum kajian keislaman.

Beberapa BUMN, lembaga pendidikan, dan perusahaan berskala besar, menengah dan kecil, telah mempercayai sebagai narasumber training, workshop, dan seminar. Antara lain: Udiklat PLN, Krakatau Steel, Lexus Indonesia, beberapa CorpU: Corporate University sejumlah BUMN, HERO, Universitas Pendidikan Indonesia, dan lain-lain.

Direktur Akademi Soft Skills Indonesia (ASSI) ini telah menulis lebih 45 buku dan lebih dari 1.000 artikel tentang soft skills dan kecerdasan hati yang telah diterbitkan oleh sejumlah media, baik online dan cetak, antara lain: Gramedia, SWA, Mizan, www.e-psikologi.com, www.sahabat.nestle.co.id, majalah Halal MUI, Gontor, dan lain-lain.

Ia juga dipercaya menjadi editor lebih dari 25 buku para tokoh di berbagai level di bidang keislaman, pendidikan, leadership, corporate learning, entrepreneurship, dan lain-lain.

Setelah berkiprah dengan karyanya di masyarakat profesional, industri, dan dunia pendidikan, barulah saudara Ubaydillah diberi kesempatan untuk melanjutkan pendidikan profesionalnya di ICS Singapore, ILO (International Labor Organization) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), dan Al-Jamiah Al-Arobiyah di Riyadh.

Dipercaya itu Lebih Tinggi daripada Diakui

Ada yang menarik ketika peristiwa itu menyebar di berbagai media nasional, baik di Tribunnews, Republika online, Kumparan, Kompasiana, FB, IG, dan jaringan WAG. Biasa, pro dan kontra terjadi.

Halaman
1234
Tribunners merupakan jurnalisme warga, dimana warga bisa mengirimkan hasil dari aktivitas jurnalistiknya ke Tribunnews, dengan mendaftar terlebih dahulu atau dikirim ke email redaksi@tribunnews.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
Berita Populer
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas