Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Kisah VOC dan Janji Doni Monardo Pada Ganjar Pranowo
Ketum PPAD, Letjen TNI Purn Dr (HC) Doni Monardo melempar senyum ke arah Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
Editor: Wahyu Aji
“Suatu ketika, saya keliling bersama pak Egy (Egy Massadiah, red), di berbagai restoran kami menemukan menu penutup dari olahan sagu. Artinya, dengan kemasan yang khusus, produk asal Indonesia bisa menjadi produk yang berharga mahal,” ujarnya.
Belum lagi soal kopi. Peluang usaha kopi juga sangat besar. Saat ini, salah satu produsen kopi terbesar Indonesia, Kapal Api, masih mengimpor 300.000 ton kopi robusta dari negara asing. “Makanya, kalau saya ditawari kopi robusta, saya selalu menolak. Sebab, saya tahu, itu kopi impor. Saya pilih kopi arabica produk bumi Indonesia,” kata Doni sambil tertawa.
Doni mengaku penyuka kopi. Dulu, ke mana pun ia membawa kopi Puntang, Garut – Jawa Barat. Belakangan, ia beralih ke kopi dari NTT, rasanya sedikit lebih enak dari kopi Puntang. “Ini sekalian saya promosi kopi dalam negeri. Masih ada lagi kopi enak, seperti kopi Mandailing. Mari jadikan ngopi menjadi budaya, menggantikan teh. Sebab, teh bukan budaya kita,” ajak Doni.
Sektor lain yang disampaikan Doni dalam pengarahannya di depan pengurus dan anggota PPAD Jawa Tengah, adalah soal potensi perikanan. Dikatakan, PPAD pusat sudah menjajaki kerja sama dengan aplikasi “Fish On”. “Dengan aplikasi itu, nelayan tidak lagi mencari ikan, tetapi menangkap ikan. Aplikasi itu mengarahkan kapal ke titik ikan berada. Aplikasi itu bahkan memungkinkan memutus mata rantai rente, agar nelayan mendapatkan penghasilan yang lebih besar,” ujar Doni.