Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Pendekatan Nol Dinamis Hadapi Serangan Varian Baru Covid 19 di Tiongkok dan Dampaknya Bagi Ekonomi
Strategi Nol dinamis ini menyangkut model pemantauan dan peningkatan kemampuan deteksi dini, mengawasi rantai transmisi dan penelusuran tepat waktu
Editor: Eko Sutriyanto
Oleh : Imron Rosyadi Hamid *)
DALAM buku Following The Leader, Ruling China From Deng Xiaoping to Xi Jinpin, David M. Lampton (2014), membuat komparasi model kepemimpinan negara berpenduduk terbesar di dunia ini berdasarkan perjalanan waktu.
Para pemimpin China saat ini memiliki perbedaan cara dalam membangun basis legitimasi di hadapan rakyatnya dibandingkan dengan pemimpin generasi awal.
Pemimpin Tiongkok seperti Mao Zedong dan Deng Xiaoping selain memiliki keterkaitan sejarah langsung dengan peristiwa revolusi, juga membangun legitimasinya berbasis posisi di partai, birokrasi, militer, dan representasi dari wilayah geografis utama.
Sebaliknya, menurut Lampton, pemimpin China sesudah Deng membangun legitimasi berbasis kinerja melalui upaya peningkatan pertumbuhan ekonomi, stabilitas sosial, perluasan kesempatan kerja bagi warga negara, dan sebagainya.
Mereka disibukkan untuk mengatur sejauh mana hal tersebut bisa dikelola dengan baik serta menempatkan pentingnya “opini publik” untuk mengukur keberhasilannya.
Guru Besar Emeritus di John Hopkin Paul H. Nitze School of Advance International Studies ini mencontohkan apa yang disebut oleh para ilmuwan politik sebagai responsive authoritarian ketika wabah SARS meledak di akhir Tahun 2002 dan awal 2003, Presiden Hu Jintao yang terpilih di Bulan Maret 2003 langsung mengganti Menteri Kesehatan era Jiang Zemin bernama Zhang Wengkang karena dianggap tidak berhasil mengatasi wabah SARS.
Baca juga: Pakar Epidemiologi Sebut Cakupan Vaksinasi Covid-19 Penting untuk Lewati Masa Pandemi
Tulisan ini ingin membedah sejauh mana pemerintahan Xi Jinping melakukan ikhtiar melawan wabah Covid-19 melalui kebijakan terbarunya yang dikenal dengan pendekatan ‘Nol dinamis’ (dynamic zero-Covid approach) dalam menghadapi serangan varian baru Covid 19 yang terjadi di beberapa wilayah di China belakangan ini.
Tujuan Pendekatan Nol Dinamis
Akhir Maret lalu, Thomas Hale, pakar Ilmu Pemerintahan dari Oxford University menulis sebuah artikel berjudul What we learned from tracking every Covid policy in the World menjelaskan berbagai kebijakan pemerintahan di dunia dalam mengatasi Covid-19 yang berbeda-beda.
Negara-negara seperti China, Vietnam, Selandia baru dinilai telah menerapkan kebijakan dengan hasil gemilang : tidak sekedar menurunkan kurva (munculnya kasus covid-19) tetapi juga membuat kurva tersebut terus melandai (Theconversation, 24 Maret 2022).
Kebijakan Nol dinamis (dongtai qing ling) mulai diterapkan China sejak Agustus 2021 setelah munculnya varian delta sebagai langkah lanjutan dari tahapan normalisasi, pencegahan dan kontrol penyebaran Covid-19 yang telah dimulai pada Bulan Mei 2021.
Strategi Nol dinamis ini menyangkut model pemantauan dan peningkatan kemampuan deteksi dini, mengawasi rantai transmisi dan melakukan penelusuran tepat waktu dari sumber sirkulasi varian baru Covid 19 secara akurat dengan menerapkan langkah-langkah manajemen yang terkontrol secara ketat, hemat dan cepat.
Tujuan paling penting kebijakan Nol Dinamis ini untuk meminimalkan dampak epidemi terhadap perekonomian termasuk menjaga kapasitas produksi sektor barang dan jasa dan tidak menganggu kehidupan masyarakat secara luas atau dengan kata lain kebijakan baru ini untuk menyeimbangkan pencegahan dan pengendalian covid-19 ini dengan stabilitas sosial ekonomi (Jue Liu, dkk 2022).