Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribunners
Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.


Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Tribunners / Citizen Journalism

Pentingnya Intervensi Kebijakan Sebagai Daya Dobrak Selesaikan Masalah Gizi Buruk dan Stunting

Hasil Survei Status Gizi Balita Indonesia tahun 2021 angka prevelensi stunting di Indonesia mencapai angka 24,3% atau setara dengan 5,33 juta balita

Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in Pentingnya Intervensi Kebijakan Sebagai Daya Dobrak Selesaikan Masalah Gizi Buruk dan Stunting
dok pribadi
Satria Yudistira Peneliti Yayasan Abhipraya Insan Cendekia Indonesia (YAICI) 

Dan jangan lupa, dua tahun ke depan juga adalah tahun politik, angka-angka akan menjadi alat penting dalam retorika.

Sebelum bicara data, ada baiknya evaluasi terhadap strategi dilakukan dengan melihat fakta kebutuhan dasar anak, yaitu kecukupan gizi.

ASI adalah yang utama, segera diberikan saat bayi baru lahir minimal hingga usia 6 bulan tanpa makanan tambahan lain, ini disebut ASI ekslusif.

Lepas usia enam bulan, MPASI (makanan pendamping ASI) sebagaimana yang dianjurkan banyak pakar dan penyuluh kesehatan, harus mengandung karbohidrat, protein hewani dan nabati, lemak, vitamin, sat besi dan kalsium. ASI masih dapat diberikan hingga usia dua tahun.

Tapi jika tak mencukupi pun, dapat dilengkapi dengan jenis susu lainnya sesuai anjuran dokter atau tenaga kesehatan. Yang penting, sang ibu mengurusi anaknya dengan Bahagia. 

Inilah yang kerap luput dari perhatian kita bersama saat membicarakan gizi buruk pada anak.

Pada tataran pembuat kebijakan, bicara gizi buruk biasanya langsung mengarah pada pertanyaan bagaimana ekonomi keluarga? Sejatinya, ada banyak isu dan perdebatan dalam masyarakat yang tentu saja mempengaruhi tumbuh kembang anak.

Berita Rekomendasi

Misalnya saja, perdebatan tentang apakah susu bubuk dan jenis susu lainnya baik atau tidak baik untuk anak? Apakah seorang ibu harus memaksakan dirinya untuk memberikan anak nya ASI agar menjadi ibu yang sempurna?

Baca juga: Efek Rutin Mengonsumsi Minuman Kekinian yang Manis Menurut Spesialis Gizi

Di media sosial, pertengkaran antara ASI Vs susu formula dengan sangat gamblang ditampilkan para ibu, hingga kita lupa akan esensinya: bagaimana memenuhi kebutuhan gizi anak.

Disamping fenomena sosial itu, data konsumsi susu di Indonesia menjadi satu hal yang tidak dapat di sangkal,  bahwa Indonesia adalah negara dengan tingkat konsumsi susu yang sangat rendah, hanya 16.27 kg/kapita/tahun (Data BPS tahun 2022). Angka tersebut masih dibawah rata-rata negara tentangga se ASEAn seperti Malaysia dengan 26.20kg/kapita/tahun, Mynmar 26.7 kg/kapita/tahun dan Thailand 22.2 kg/kapita/tahun.

Rendahnya konsumsi susu menjadi hal yang memprihatinkan. Sebagaimana referensi dari  banyak penelitian telah menjadi sumber yang dapat dipercayai, bahwa susu memiliki peran yang penting dalam menuntaskan permasalahan gizi di Indonesia khususnya stunting.

Jika dilihat peran susu tidak hanya ada untuk balita dan anak saja sebagai salah satu stimulant gizi utama untuk perkembangan fisik dan kognitifnya.

Susu juga sangat berperan penting bagi Ibu yang sedang menyusui dan Ibu hamil.

Bocah Penderita Gizi Buruk di Sukajaya Bogor Harus Dirawat Sampai Sembuh Kata Aan Triana Al Muharom
Bocah Penderita Gizi Buruk di Sukajaya Bogor Harus Dirawat Sampai Sembuh Kata Aan Triana Al Muharom (TribunnewsBogor.com)

Ini selaras dengan pedoman gizi seimbang yang dikeluarkan oleh Menteri Kesehatan dalam peraturannya yang mengatur pesan khusus bagi ibu hamil untuk lebih banyak mengonsumsi susu karena tinggi protein, zat gizi, kalsium yang tentu baik untuk Kesehatan ibu hamil. Selanjutnya protein dan gizi lain dalam susu pun akan sangat berpengaruh bagi ibu hamil untuk dapat menjaga kualitas ASI-nya.

Halaman
123
Tribunners merupakan jurnalisme warga, dimana warga bisa mengirimkan hasil dari aktivitas jurnalistiknya ke Tribunnews, dengan mendaftar terlebih dahulu atau dikirim ke email redaksi@tribunnews.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
Berita Populer
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas