Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribunners
Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.


Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Tribunners / Citizen Journalism

Masa Depan Filateli Indonesia, Menapak Tilas Jejaknya di Bandung

Orang tua saat ini sudah sangat risau akan hobi-hobi tidak sehat seperti bermain game online dan menghabiskan terlalu banyak waktu di media sosial.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Masa Depan Filateli Indonesia, Menapak Tilas Jejaknya di Bandung
Gilang Adittama
Bagian muka Museum Pos Indonesia di Kota Bandung. 

Menurutnya, jika penggunaan prangko saja sudah sangat terbatas, lantas bagaimana prisma bisa difungsikan dan laku di kalangan anak-anak dan pemuda.

Beliau juga menjelaskan bahwa berbagai upaya telah ditempuh oleh PT Pos Indonesia untuk memasyarakatkan kembali filateli, di antaranya dengan mengadakan lomba mewarnai desain prangko di beberapa kota dan lomba menulis surat pada skala nasional.

Sayangnya, kegiatan seperti ini hanya menghasilkan kehebohan dan antusiasme temporal yang sama sekali tidak berdampak pada regenerasi filatelis Indonesia.

Mendapatkan cerita seperti ini, saya lantas mengeluarkan koleksi pameran saya sebagai pemicu diskusi lebih lanjut.

Baca juga: Fadli Zon Sabet Medali Emas di Pameran Filateli London 2022

Pak Dadit sontak berujar, "Wah, buset nih.. Ini sih kelas dunia.."

Pak Sis pun bertanya, "Terakhir kamu pameran di tingkat apa dan dapat medali apa ?"

Saya menjawab, "Di level internasional saya terakhir tampil di kelas dewasa di FourNation dengan medali Vermeil."

Berita Rekomendasi

Setelah itu, Pak Dadit melontarkan pertanyaan seolah berusaha menganalisa proses pembentukan diri saya sebagai filatelis remaja saat itu.

"Bentar, Lang.. kamu dulu bisa suka prangko ini dari mana awalnya? Generasi mu saja sudah jarang sekali lho yang senang dengan beginian."

Saya menjelaskan kepada beliau bahwa dulunya saya membaca artikel tentang filateli di buku cetak mata pelajaran Bahasa Indonesia dan mulai membeli prangko di kantor pos.

Beliau melanjutkan, "Anakku sudah kukenalkan pada prangko, tapi ya nggak suka. Kamu yakin nggak kalau dalam sepuluh tahun ke depan anakmu akan suka filateli?"

Pertanyaan macam ini jelas membuat saya berpikir cukup keras tentang bagaimana dan mengapa.

Lantas saya menjawab bahwa saya yakin jika promosi filateli dilakukan dari tiga arah secara bersamaan, dampaknya pasti akan sangat signifikan.

Saya pun memperjelas skema promosi tiga arah ini.

Halaman
123
Tribunners merupakan jurnalisme warga, dimana warga bisa mengirimkan hasil dari aktivitas jurnalistiknya ke Tribunnews, dengan mendaftar terlebih dahulu atau dikirim ke email redaksi@tribunnews.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
Berita Populer
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas