Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
SYL Way: Sahabat Baik Itu Telah Pergi Selamanya…
DEATH never know calender {kematian tidak pernah mengenal pena nggalan/waktu}. Pameo lama ini, tampaknya baru saja menjadi lonceng pengingat.
Editor: Hendra Gunawan
DEATH never know calender {kematian tidak pernah mengenal pena nggalan/waktu}. Pameo lama ini, tampaknya baru saja menjadi lonceng pengingat.
Bagaimana tidak, sahabat baik, teman seperjuangan sejak lama, telah pergi selamanya.
Sosok yang welcome ini, begitu akrab bagi banyak kalangan. Ia tahu berteman dalam perbedaan yang ada. Pun, selalu berkomitmen pada tujuan yang idealis atas nama bangsa, rakyat dan ibadah.
Bahkan, ia adalah sosok yang sangat adaptik terhadap semua suasana. Saya memanggilnya Mas Cahyo. Sahabat yang baik hati ini, begitu terpatri dalam benak saya.
Baca juga: Tjahjo Kumolo Wafat, Siapa Pengganti MenpanRB, Pengamat: Berasal dari Kader PDIP
Saya Bersama Mas Cahyo di FKPPI. Juga, Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia {AMPI},--saat itu masih di Golkar. Kami Ketika itu, masih bersama Pak Surya Paloh.
Kami berkarier bersama. Selanjutnya, Sang Sahabat ini, memilih untuk hijrah ke PDI Perjuangan, bersama Bu Mega. Dalam perjalanan itu, Sang Sahabat mendapatkan posisi yang strategis. Jelas, karena kebaikan dan kemampuannya yang juga luar biasa.
Jujur, Sang Sahabat memberikan dukungan penuh kepada saya. Mulai saat menjabat sebagai wakil gubernur dan gubernur Sulsel. Bahkan, dalam banyak hal, kami banyak berdiskusi. Begitu cair. Begitu bersahabat. Saya pun sangat mengaguminya. Sekali lagi, betul-betul Sang Sahabat yang baik hati.
Sampai kemudian, kabar bak petir di siang bolong itu terdengar. Sang Sahabat yang baik hati itu telah pergi. Ya, pergi untuk selama-lamanya.
Sedih, jelas. Bahkan, sangat…
Namun, sudah menjadi sunnatullah, bahwa setiap yang bernyawa pasti melalui pintu kematian. Dan, saya, Anda, kita semua, akan melalui itu….
Makanya, sebelum pintu itu terbuka, lakukanlah yang terbaik dalam hidupmu. Berbuat baiklah kepada sesamamu. Terkhusus orangtuamu, keluarga, dan orang-orang dekatmu.
Satu lagi. Dan ini, sangat penting. Lakukan amanah yang diberikan kepadamu dengan sebaik-baiknya. Juga, penuh keikhlasan.
Karena, ketika amanah itu dilakukan dengan baik dan ikhlas, yakinlah, itu akan menjadi ibadah. Dan, pasti, akan menjadi bekal dan amalan yang sangat berarti kelak.
Mengutip orang bijak; berjuanglah lebih keras dalam hidupmu seakan-akan engkau akan hidup seribu tahun. Tapi, jangan lupa ibadahmu, seakan-akan engkau akan mati esok hari.
Sang Sahabat yang baik hati, selamat jalan…Kami, selalu merindukanmu. Kami bangga padamu. Semoga mendapatkan tempat terbaik di sisi-Nya, aamiin…
{SYL Way, Jakarta, 2 Juli 2022}
SYL: Syahrul Yasin Limpo, Menteri Pertanian RI